Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Dugaan Fakta Baru Kerusuhan 22 Mei: Korban Dieksekusi di Tempat Lain Lalu Didrop di Titik Kerusuhan

Kompas.com - 24/06/2019, 08:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


SAYA mencermati temuan baru kasus misteri tewasnya 9 orang saat kerusuhan 21-22 Mei lalu. Dari sini, jalan utama untuk mengungkap arah dan tujuan kerusuhan itu diciptakan!

Ada tiga hal yang dapat dicermati dari perkembangan ini. Pertama, lokasi kerusuhan. Kedua, korban anak yang tewas. Ketiga, operasi dan provokasi di "medan kerusuhan".

Ada dugaan, korban tewas dieksekusi di tempat lain lalu “didrop” di tempat kerusuhan.

Misteri 9 korban tewas

Hasil temuan terakhir polisi yang diungkapkan pekan lalu menyebutkan, korban tewas saat kerusuhan 21-22 Mei di sekitar gedung Bawaslu hingga kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, adalah 9 orang.

Dari jumlah itu, 8 orang di antaranya tewas akibat peluru tajam, sementara 1 orang akibat benda tumpul. Dari 8 orang yang tewas akibat peluru tajam, 4 orang telah diotopsi.

Kabag Penum Polri Kombes (Pol) Asep Adi Saputra di Mabes Polri, Jakarta, Senin (17/6/2019), mengatakan, polisi juga sudah berhasil mengidentifikasi 5 lokasi tempat ditemukannya korban.

“Secara keseluruhan penemuan berada di Petamburan. Yang empat (korban lain) masih kami dalami di mana TKP-nya," ungkap Asep.

Dua hal yang dicermati

Ada dua hal yang dicermati dari temuan ini. Pertama, mayoritas korban tewas akibat peluru tajam. Kedua, lokasi mereka tewas berada di kawasan Petamburan. Artinya, Petamburan merupakan “medan kerusuhan utama”.

Apa tujuannya?

Program AIMAN yang akan tayang pada Senin (24/6/2019) pukul 20.00 WIB kembali mendatangi lokasi kerusuhan di kawasan Petamburan. 

Aiman melihat sejumlah mobil di sekitar asrama Brimob Polri di kawasan ini. Masih ada 5 bangkai mobil yang dijaga garis polisi karena masih digunakan sebagai bahan penyelidikan.

Kawasan ini memang strategis. Kompleks Brimob berseberangan dengan markas Front Pembela Islam (FPI). Selama ini tak pernah terjadi konflik di antara keduanya meski Polri dan ormas FPI kerap bersitegang.

Media sosial pun kerap gaduh, terutama terkait masalah Imam Besar FPI Rizieq Shihab yang sempat tersandung masalah hukum.

Kerusuhan di kawasan itu pada 21-22 Mei seolah hendak membenturkan Brimob dan FPI. Sepertinya, aksi bakar di depan Markas Brimob bertujuan memicu amarah aparat.

Sementara, diperkirakan buyar massa yang dihalau akan lari menuju perkampungan di sekitar wilayah markas FPI.  Ada kecurigaan, kerusuhan sengaja diciptakan di wilayah itu sebagai provokasi.

Temuan baru AIMAN

Saya mencari fakta-fakta baru di lapangan untuk menguatkan kecurigaan ini. Saya mencari saksi mata yang bisa bercerita tentang malam-malam yang penuh ketegangan saat itu.

Saya bertemu dengan dua saksi mata dari kedua belah pihak, warga di sekitar Asrama Brimob dan warga di sekitar Petamburan. Keduanya menolak untuk saya wawancara menggunakan kamera.

Dari hasil perbincangan dengan mereka, saya mendapat fakta bahwa pada malam itu hampir semua pintu rumah warga digedor oleh orang-orang tak dikenal.

Sambil menggedor pintu, orang-orang itu berteriak, "Ayo keluar, kita diserang, ... perang... perang...!"   

Polisi dan warga menangkap seorang yang diduga menjadi provokator pembakaran mobil di Komplek Asrama Brimob, Petamburan, Jakarta, Rabu (22/5/2019).ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN Polisi dan warga menangkap seorang yang diduga menjadi provokator pembakaran mobil di Komplek Asrama Brimob, Petamburan, Jakarta, Rabu (22/5/2019).

Sementara dari pihak warga di kompleks Brimob Polri, yang juga menolak untuk saya wawancara menggunakan kamera, menyatakan, "Kami menggunakan peluru hampa dan karet. Tidak ada peluru tajam yang kami gunakan untuk menghalau massa agar jangan brutal membakar dan melempari mobil!"

Singkat cerita, malam itu korban tewas berjatuhan.

Saya mendapat informasi dari sebuah sumber, ada dugaan korban dieksekusi di sebuah tempat, lalu jasadnya didrop di titik kerusuhan sekitar Petamburan-Slipi, Jakarta.

Tiga korban masih berstatus anak. Yang paling muda berusia 15 dan 16 tahun, masing-masing bernama Harun Rasyid dan Reyhan Fajari.

Sulit untuk menafikan kerusuhan di sekitar wilayah Petamburan memang sengaja diciptakan untuk memprovokasi terjadinya benturan antara penghuni Asrama Brimob plus aparat dan warga yang tinggal di sekitar markas FPI. Ada aksi bakar mobil; ada korban tewas; ada seruan serang dan perang!

Upaya konfirmasi

Saya mengonfirmasi temuan saya kepada polisi. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal menolak memberikan keterangan lebih lanjut terkait perkembangan kerusuhan 21-22 Mei.

"Perkembangan penyelidikan terakhir sudah disampaikan melalui konferensi pers,” ujar Iqbal kepada tim AIMAN yang menghubunginya seraya berjanji akan memberi keterangan lanjutan terbaru dalam beberapa hari ke depan.

Saya pun bergegas mendatangi seorang tokoh. Ia adalah mantan Ketua Tim Investigasi Kerusuhan 98 Hermawan Sulistyo yang akrab dipanggil Kiki.

Saat saya menyampaikan temuan ini dan meminta tanggapannya, ia mengatakan, dugaan bahwa korban dieksekusi di sebuah tempat lalu didrop di lokasi kerusuhan adalah sangat mungkin.

Sebab, menurut dia, dari hasil otopsi didapat, mayoritas korban tewas ditembak dari posisi tiarap (dan dari arah samping).

"Lha... bagaimana mungkin kalau tiarap ada di lokasi kerusuhan. Posisi nembak tiarap kan perlu space kosong. Kalau di lokasi kerusuhan ada ribuan orang, bisa keinjak-injak," ujar Kiki.

Kerusuhan ini dikondisikan untuk menciptakan kerusuhan yang lebih besar dan ada tujuan akhirnya, kata Kiki.

Detail lengkap penjelasan Kiki akan tayang di program AIMAN.

Apa pun hasil penyelidikan nanti, harus diungkap lengkap oleh polisi. Tak kalah penting adalah penuntasan. Tak mungkin kerusuhan ini ada tanpa dalang!

Penuntasan penting agar peristiwa serupa tak lagi terulang.

Saya Aiman Witjaksono.
Salam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Megapolitan
Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Megapolitan
Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Megapolitan
Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com