Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPDB di SMPN 115 Tebet, Orangtua Murid Datang Sejak Pukul 04.00

Kompas.com - 24/06/2019, 10:34 WIB
Cynthia Lova,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Sejumlah masyarakat berbondong-berbondong mengantre untuk mendaftar Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 pada Senin (24/6/2019).

Pantauan Kompas.com di SMP Negeri 115 Tebet pada pukul 09.00 WIB, tampak panitia PPDB tengah sibuk memanggil para orangtua yang tengah mengantre panjang. Beberapa panitia lainnya tengah sibuk memverifikasi data siswa di dalam kelas.

Sementara itu, sejumlah orangtua murid tengah mengantre panjang di lorong kelas menunggu nomor antreannya dipanggil.

Salah satunya, Ratna, warga Tebet Timur yang mengaku telah datang sejak pukul 06.00 WIB untuk mengambil nomor antrean.

Baca juga: PPDB 2019 Jakarta Dibuka Hari Ini, Siapkan Syarat dan Formulir Ini

“Saya saja yang datang pukul 06.00 WIB dapat nomor antreannya ke 143. Sekarang baru dipanggil sampai nomor 43,” ucap Ratna di SMPN 115, Jalan KH Abdullah Syafei, Tebet Timur, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (24/6/2019).

Ia mengatakan, memilih SMPN 115 lantaran jarak sekolah dengan rumahnya berdekatan.

“Makanya pilih 115 karena memang rumah saya dekat banget ke sekolah jadi kalau nganter anak bisa jalan kaki. Kalau NEMnya 28,69,” ucapnya.

Sama halnya, Oliv, yang rumahnya hanya berjarak 500 meter dari sekolah mengatakan, dirinya telah mengantre dari pukul 04.00 WIB.

Baca juga: PPDB 2019 SMA Jakarta Bukan Cuma Zonasi, tapi Juga Nilai UN

Oliv mengaku mendaftarkan anaknya kesekolah SMPN 115 ini karena dinilai sekolah favorit.

“Ini sekolah favorit sih makanya banyak yang daftar ke sekolah ini, saya saja datang pagi supaya langsung cepat daftarnya,” ujarnya.

Dengan jumlah NEM anaknya 28.00, ia optimistis anaknya dapat diterima di sekolah SMPN 115 ini.

“Ya berharapnya sih dapat ya, karena kan rumah saya juga deket banget dari sekolah, ditambah NEM anak saya juga tinggi,” ucapnya.

Sementara, Desi, warga Tebet lainnya mengaku bingung dengan sikap pemerintah yang tiba-tiba menggunakan nilai Ujian Nasional secara mendadak untuk menjadi pertimbangan diterimanya di SMP negeri.

Baca juga: 7 Fakta di Balik Sistem Zonasi PPDB 2019, Jokowi Akui Banyak Masalah hingga Muncul Kejanggalan Saat Pendaftaran

Menurutnya, apabila ada dua pertimbangan tersebut dapat membuat orangtua bingung untuk mendaftarkan anaknya. Sebab sekolah SMPN 115 ini dinilai favorit dan hanya dapat menerima siswa-siswi dengan NEM tinggi.

“Bingung dong ya kalau misalnya NEM ya sudah NEM saja kaya dulu. Kalau misalnya zonasi ya sudah zonasi. Jangan tiba-tiba zonasi terus dilihat juga NEM-nya, ini kan jadi tidak fair. Kalau di sini diterima ngeliat NEM-nya juga pasti banyak orangtua yang pede daftarin anaknya di sini,” ucapnya.

Sebelumnya, Dinas Pendidikan DKI Jakarta telah merilis jadwal pendaftaran PPDB jenjang SMP dan SMA yang akan dilaksanakan bersamaan secara online pada Senin, 24 Juni 2019 untuk jalur Zonasi Umum.

Beberapa persyaratan perlu dipersiapkan antara lain memiliki SKHUN (Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional, berusia paling tinggi 21 (dua puluh satu) tahun pada tanggal 1 Juli 2019 dan memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) dengan memperlihatkan Kartu Keluarga (KK).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Ketakutan Pengemudi 'Online' Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Megapolitan
KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

Megapolitan
Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Megapolitan
Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Megapolitan
Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Megapolitan
Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Megapolitan
Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Megapolitan
Menguak Penyebab Kebakaran Toko 'Saudara Frame' yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Menguak Penyebab Kebakaran Toko "Saudara Frame" yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Megapolitan
Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Megapolitan
Terpeleset Saat Mandi di Sungai Citarum, Jasad Nelayan Muaragembong Ditemukan Mengapung di Kepulauan Seribu

Terpeleset Saat Mandi di Sungai Citarum, Jasad Nelayan Muaragembong Ditemukan Mengapung di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com