Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepsek SMAN 68 Jakarta: Banyak Orangtua Antre dari Subuh karena Keliru

Kompas.com - 24/06/2019, 14:41 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Sekolah SMA Negeri 68, Jakarta Pusat Adwiana Hardiyanti, mengatakan, banyak orangtua murid yang keliru dan salah paham akan sistem zonasi dalam Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) yang berlaku tahun ini.

Menurut dia, masih banyak orangtua yang mengartikan bahwa pendaftaran yang lebih awal atau datang lebih pagi akan dilayani, sedangkan yang terlambat atau belakangan tak akan dilayani.

"Di SMA 68 itu ternyata masyarakat sekitar kita, terutama yang wilayahnya enggak jauh dari kita ada 42 kelurahan dengan 9 kecamatan itu rata-rata pemahamannya dari TV. Pemahaman itu menyatakan siapa yang datang duluan itu yang akan dilayani, sementara yang terlambat enggak bakal dapat," kata Adwiana, di SMA Negeri 68, Salemba, Jakarta Pusat Senin (24/6/2019).

Baca juga: Dalam PPDB Sistem Zonasi, Nilai Siswa Tetap Diperhitungkan

Hal ini juga terlihat dari banyaknya antrean para peserta didik baru yang sudah memadati posko PPDB sejak subuh. Padahal, pendaftaran PPDB baru dibuka mulai pukul 08.00 WIB.

Apabila tidak diterima, para siswa memiliki kesempatan mendaftar kembali di sekolah lainnya yang masuk dalam zonasi selama periode pendaftaran masih berlangsung.

"Iya, setiap anak dapat kesempatan untuk memilih sampai 3 kali dalam 3 sekolah. Jadi satu anak bisa (memilih) sembilan sekolah. Dalam satu kali pilihan, kan yang dipilih 3 sekolah. Jadi apabila namanya sudah tergeser dalam tiga sekolah tersebut, bisa mendaftar tiga sekolah lagi. dalam sistem zonasi seperti itu," tutur dia.

Ia menyebut, intinya zonasi tetap ditentukan oleh nilai dari para siswa.

Baca juga: Keluarga TNI: Kenapa PPDB Sesuai KK? Kan Kita Pindah-pindah, Tugas Negara

Jika siswa yang masuk memiliki standar nilai yang tinggi, siswa lainnya otomatis akan tergeser dan mengikuti standar nilai yang ada.

"Banyak yang keliru. Seolah-olah datang pagi dapat nomor, lalu bisa daftar. Padahal dia hanya mendaftarkan berkas. Di sini tidak ada standar nilai, tapi mengikuti para pendaftar apabila yang daftar nilainya tinggi-tinggi otomatis tergeser. Kita mengikuti," ucap dia.

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA dan SMK Negeri se-DKI Jakarta 2019 dengan jalur zonasi umum dibuka Senin (24/6/2019) ini.

Pada hari pertama pendaftaran, jumlah pendaftar terlihat padat di SMAN 68 Jakarta di Salemba, Jakarta Pusat. Pada pukul 11.00, siswa dan orang tua terlihat memadati tempat pendaftaran PPDB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com