"Tipenya kita masih studi marketnya, kalau lihat diskusi awal komposisinya mungkin enggak beda jauh sama yang di Klapa Village. Nanti komposisinya mana yang lebih banyak mungkin kalau desainnya sudah final baru diumumkan," tambah Bima.
Sementara itu, rusunami DP 0 di Pulogebang akan dibangun belakangan setelah groundbreaking rusunami DP 0 Cilangkap. Akan tetapi, Bima belum bisa memastikan soal kapasitas maupun tenggat waktu groundbreaking rusunami DP 0 Pulogebang.
"Pulogebang lebih mundur lagi karena lebih akhir dia baru mulai, ini masih tahap perencanaan awal juga. Tanah sudah selesai, sudah clear appraisalnya, ini tahap perencanaan juga," kata Bima menjelaskan. "Cuma perencanaan lebih maju di Colangkap, karena lebih awal mulainya," imbuhnya.
Meski secara kapasitas lebih besar, namun Bima memastikan bahwa Rumah DP 0 di Cilangkap bukan berarti lebih mewah daripada Klapa Village. Pasalnya, sudah ada ketentuan baku soal rusunami yang diterbitkan oleh Kementerian PUPR.
"Dari sisi standar sudah ada standar dari PUPR terkait rusunami. Kita ngacu ke situ semuanya, misalnya luasan, parkir, itu mereka sudah ada kriterianya. Jadi, kita pasti mengacu ke situ saja," kata Bima.
PD Pembangunan Sarana Jaya ditargetkan membangun 13.500 unit hunian DP Rp 0 dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Pemprov DKI Jakarta 2018-2023.
Baca juga: Ditargetkan Rampung Agustus, Begini Progres Pembangunan Rusunami DP Rp 0
Untuk diketahui, masing-masing tipe unit rumah bervariasi harganya, mulai dari Rp 184 juta untuk yang tipe paling kecil hingga Rp 310 juta yang dilengkapi dua tempat tidur tipe 36.
Rusunami DP 0 sendiri diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan antara Rp 4 juta hingga Rp 7 juta.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengalokasikan dana talangan untuk uang muka pembelian rumah susun sederhana milik ( rusunami) dengan down payment (DP) 0 rupiah.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Meli Budiastuti pada Oktober 2018 silam mengatakan, dana talangan itu dianggarkan dalam APBD DKI Jakarta.
"Pemda DKI mencoba memfasilitasi untuk pembiayaan uang muka, maksimal adalah 20 persen dari harga rumah ini," ujar Meli, di lokasi pembangunan rusunami Klapa Village, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Jumat (12/10/2018).
Meli menyebut bunga untuk pinjaman uang muka itu maksimal 2,5 persen.
"Bunga uang muka hanya 2,5 persen," kata dia.
Sementara itu, bunga cicilannya maksimal 5 persen per tahun. Ketentuan itu ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Nomor 104 Tahun 2018 tentang Fasilitas Pembiayaan Perolehan Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah.
Pembayaran uang muka dicicil bersamaan dengan cicilan unit hunian tersebut.
"Uang mukanya itu juga tetap dicicil, diangsur selama 20 tahun, selama masa tenornya," ucap Meli kala itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.