Kendati demikian, Hoensen tidak memungkiri apabila mayoritas murid SMPN 44 kini telah terbiasa melewati tangga sesuai dengan jenis kelaminnya.
"Start-nya untuk wudu itu, tapi secara otomatis anak itu jadi mengikuti, tetapi ada juga yang gabung. Tidak ada aturan yang saklek laki-laki di sini, perempuan di sini, itu tidak ada," kata Hoensen.
4. Poster Dicabut
Pihak SMPN 44 mencabut poster pemisahan tangga murid laki-laki dan perempuan setelah viral di media sosial demi meredakan suasana.
"Menetralisir untuk supaya enggak ribut saja. Saya kira enggak ada masalahnya, ditempel atau tidak ditempel enggak ngaruh," kata Hoensen.
Hoensen menuturkan, pencopotan poster itu diperkirakan tak akan banyak berpengaruh. Sebab, murid SMPN 44 sudah terbiasa melewati tangga yang diarahkan pihak sekolah.
Menurut Hoensen, selama ini tidak ada keluhan dari murid maupun orangtua murid mengenai adanya pemisahan tangga murid laki-laki dan perempuan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.