Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengais Rezeki dari Puing Bekas Kebakaran di Kebon Kacang

Kompas.com - 01/07/2019, 13:16 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aroma bau hangus menyengat, bahkan kepulan asap sesekali terlihat dari puing-puing sisa kebakaran yang terjadi di Jalan Jati Bundar, Kelurahan Kebon Kacang, Tanah Abang pada Minggu (30/6/2019) pagi.

Ya, sebanyak 66 bangunan yang terdiri dari 34 rumah petak dan 32 kios toko itu telah ludes terbakar.

Sehari musibah ini terjadi, di tengah puing reruntuhan dan panasnya teriknya matahari siang ini, sejumlah pemulung tampak mengais rezeki.

Pantauan Kompas.com, para pemulung tampak mondar-mandir di lokasi kebakaran untuk mencari paku dan besi untuk mereka jual.

Baca juga: Kebakaran di Tanah Abang Hanguskan 66 Bangunan, Dua Orang Terluka

Salah satu pemulung, Wardi (40), tengah sibuk mencari-cari puing yang bisa dijual. Wardi menggunakan magnet sebagai alat untuk mencari paku dan besi.

Sejauh ini ia mengaku sudah menemukan paku hingga 20 kilogram. Wardi mulai berburu di antara puing-puing itu sejak pukul 09.00 WIB.

Wardi mengatakan, paku-paku tersebut nantinya akan dijual dengan harga Rp 2.000 per kilogramnya.

"Ini bisa dijual Rp 2.000 per kilogramnya, semoga aja banyak dapetnya jadi makin mahal juga kalau dijual," ujar Wardi sambil memasukkan paku-paku ke dalam karung yang sudah di siapkan olehnya di Kebon Pala, Tanah Abang, Senin (1/7/2019).

Tidak hanya Wardi, Salma (48) pun tampak sibuk mengais puing-puing sisa kebakaran.

Ia tampak teliti mengumpulkan satu per satu besi, paku, dan kayu ke dalam karung yang ia bawa.

Salma juga membantu membersihkan beberapa bangunan dari sisa kebakaran.

Ia terlihat mengangkut beberapa barang seperti kardus, perkakas rumah tangga dan barang lainnya.

Baca juga: Korban Kebakaran Kebon Kacang Mengais Puing yang Bisa Dipakai

Salma mengatakan, barang-barang sisa kebakaran itu nantinya dijual ke tukang loak. Uang hasil penjualan besi dan paku itu ia gunakan untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari.

Dalam sehari, Salma mampu menghasilkan Rp 50.000 hingga Rp 100.000 dari kumpulan besi dan paku di puing-puing kebakaran.

"Biasanya sih dapet Rp 100.000-an lah kalau dari penjualan barang-barang puing kebakaran, lumayan buat nambahin buat makan," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, api melalap 66 bangunan yang terdiri dari 34 rumah petakan dan 32 kios toko di Jalan Jati Bundar, Kelurahan Kebon Kacang, Tanah Abang.

Dugaan sementara kebakaran disebabkan korsleting listrik dari salah satu kios.

Akibat peristiwa kebakaran tersebut, dua orang mengalami luka ringan dan telah dibawa ke Rumah Sakit Pelni di Petamburan.

"Dua orang mengalami luka ringan ya. Mungkin lagi panik ya satu orang melompat dari lantai dua, sementara satu lagi (terluka) karena membantu evakuasi warga yang lain," ungkap Yassin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com