"Di sana bisa lihat nama siapa, panteng terus kalau sudah ke-delete tidak ada nama di sini, bisa daftar lagi ke sekolah mana lagi. Tidak usah verifikasi lagi karena akun sudah ada," imbuhnya.
Sistem PPDB melalui jalur zonasi dinilai belum banyak mengubah cara pandang siswa maupun orangtua soal sekolah-sekolah favorit di Bekasi, Jawa Barat.
SMPN 1 Kota Bekasi, misalnya. Sekolah negeri yang terletak di Kelurahan Bekasi Jaya, Bekasi Timur itu dikenal sebagai salah satu SMPN favorit seantero kota. Tak heran, sejumlah siswa dan orangtua bersikeras mendaftar di sini, meskipun sekolah dan rumah mereka jauh jaraknya sekolah itu.
"Bagus menurut saya. Info dari teman-teman begitu. Dia (SMPN 1 Kota Bekasi) terdaftar di peringkat teratas di Jawa Barat kalau enggak salah," kata salah satu orangtua murid, Darma (37), kemarin.
Saat ditemui Kompas.com di SMPN 1 Kota Bekasi sekitar pukul 10.00, Darma tengah memantau posisi anaknya di antara siswa-siswa lain di sekolah yang sama, berdasarkan jarak sekolah ke rumahnya. Saat itu, posisi anaknya masih berada di peringkat 77 dari 129 siswa.
Ia mengaku baru akan mendaftarkan anaknya ke sekolah terdekat bila posisi anaknya tergusur oleh siswa-siswa lain yang radius rumahnya lebih dekat ke SMPN 1 Kota Bekasi. Lokasi rumahnya sendiri sebetulnya lebih dekat ke SMPN 18 Kota Bekasi.
"Nanti di tanggal 3 Juli jam 14.30 semua kita pantau, kalau di sistem ter-delete, itu baru kami cari pilihan kedua. Cuma kan kami prioritas ke sini dulu," ujar Darma.
Fahmi juga mengungkapkan alasan senada. Dia dan anaknya sama-sama ngebet mendaftar di SMPN 1 Kota Bekasi karena image mentereng sekolah tersebut.
Baca juga: Warga Keluhkan Kendala Administrasi Saat PPDB Online
"Ada juga (daftar) selain di sini, tapi enggak ini ya, enggak meyakinkan. Anaknya pengin di sini, pengin kualitaslah. Kakaknya juga alumni sini, jadi adiknya mau ke sini ikutin jejak kakaknya. Karena kami tahulah kualitas sekolahnya," kata Fahmi.
Kepala Seksi SMP Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Mawardi, menganggap fenomena itu sebagai sesuatu yang lumrah. Menurutnya, keadaan itu telah terjadi sejak PPDB menggunakan sistem nilai hasil ujian nasional.
"Maksa-maksa itu biasa, dulu juga NEM kecil pengin masuk SMPN 1 Bekasi. Itu biasa. Namanya orangtua berharap begitu, SMPN 1 Bekasi dianggap favorit. Keinginan dan peraturan tapi kan harus diimbangi," kata Mawardi.
Ia tak bisa berbuat banyak untuk mengatasi hal itu dan hanya akan mengacu pada peraturan.
"Itu sudah sistem, semua kami jalankan apa adanya. Kan sekolah banyak, ada SMPN 1, SMPN 3, SMPN 18, SMPN 32, SMPN 11, SMPNN 2, itu masih banyak pilihannya. Kalau mereka mental di SMPN 1 kan bisa ke SMPN 3, tapi sudah kedua kali kan (pilihan terakhir)," kata Mawardi.
Sistem zonasi diberlakukan sebagai jalur masuk utama dalam PPDB 2019, termasuk di Bekasi. Hal itu menyusul kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memperketat syarat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 untuk jalur zonasi menjadi 90 persen dari siswa baru.
Verifikasi berkas untuk tiga jalur pendaftaran dilakukan dari 17 hingga 20 Juni 2019.
Tahapan selanjutnya, siswa diharuskan mendaftar di situs web https://bekasi.siap-ppdb.com/.
Pendaftaran tahap dua itu dilakukan dari 1-3 Juli 2019 pukul 08.00-14.30 WIB.
Pendaftaran online bisa dilakukan mandiri atau datang ke sekolah yang dituju untuk dibantu petugas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.