Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Wanita yang Bawa Anjing Masuk Masjid di Bogor Diperiksa Kejiwaannya...

Kompas.com - 02/07/2019, 10:56 WIB
Dean Pahrevi,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Usai diamankan Polres Kabupaten Bogor, SM (52) wanita yang membawa masuk anjing ke dalam Masjid Al-Munawaroh, Kabupaten Bogor jalani pemeriksaan kejiwaan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (1/7/2019).

SM pun dibawa ke RS Polri pada Senin dini hari oleh pihak Polres Kabupaten Bogor. Pihak RS Polri pun membentuk tim khusus untuk memeriksan kejiwaan SM.

Hal itu dilakukan untuk membuktikan apakah SM mengidap gangguan jiwa atau tidak.

Kini, SM dirawat di ruang khusus tahanan yang mengidap gangguan jiwa.

"Ruangannya kita sesuaikan dengan keadaan pasien, di Ruang Dahlia. Tidak (dicampur dengan pasien gangguan jiwa lainnya), karena ini secara fisik sehat. Hanya jiwanya terganggu, kalau dia dicampur nanti bisa infeksi menular," kata Kepala Operasional Pelayanan Kedokteran Polri RS Polri Kramat Jati Kombes Edy Purnomo di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (1/7/2019).

 

Hasil pemeriksaan selesai 14 hari

Edy menjelaskan untuk memeriksa pasien yang diduga mengidap gangguan jiwa tidak bisa selesai dalam waktu yang singkat.

Menurut dia, pemeriksaan pasien gangguan kejiwaan dibutuhkan waktu paling lambat 14 hari untuk hasil pemeriksaannya keluar dan dapat dievaluasi.

Baca juga: 6 Dokter Periksa Kejiwaan Wanita yang Bawa Anjing ke Masjid di Sentul

Hal itu sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) psikiater di RS Polri Kramat Jati.

"Bahwa proses kasus-kasus kejiwaan ini tidak diperiksa dalam satu atau dua hari sesuai dengan SOP di Rumah Sakit. SOP dokter psikiater pada umumnya paling lambat 2 minggu atau 14 hari hasil bisa keluar bisa dievaluasi," ujar Edy.

 

Riwayat gangguan jiwa

Edy menjelaskan, SM diketahui memiliki riwayat gangguan jiwa dengan pernah diperiksa kejiwaannya di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi dan Rumah Sakit Siloam Bogor.

Hal tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan sementara tim khusus yang dibentuk pihak RS Polri.

"Riwayatnya ada gangguan jiwa. Jadi saat ini kita memeriksa apa dia normal atau tidak normal, tapi kita bilang saat ini belum bisa ditentukan, jadi masih normal. Masih dalam pemeriksaan," ujar Edy.

Untuk memastikan SM mengidap gangguan jiwa atau tidak, tim khusus RS Polri masih mengobservasi SM untuk membuktikan hal tersebut.

 

Ditangani 6 dokter jiwa

Sementara itu, Wakil Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati Kombes Haryanto mengatakan, pihaknya mengerahkan enam dokter jiwa untuk memeriksa kejiwaan SM.

"Macam-macam tim ini, terutama ada psikiater atau ahli jiwa kemudian penyakit dalam, kemudian ada (ahli) gizi dan sebagainya yang kemudian akan bekerja bersama-sama ke arah mana ini," ujar Haryanto.

Tim khusus RS Polri pun juga tengah intens koordinasi dengan pihak rumah sakit yang pernah memeriksa kejiwaan SM.

"Ini baru kita koordinasi dengan dokter psikiater di sana (RS Marzoeki Mahdi dan RS Siloam Bogor). Supaya kita mendapatkan data yang komplit dari pasien yang bersangkutan," ujar Haryanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com