Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka Mengampanyekan Kebaya Untuk Aktivitas Sehari-hari...

Kompas.com - 02/07/2019, 12:18 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah perempuan berkebaya tampak berkumpul sambil berpose dan berfoto di pelataran Monas, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2019). Mereka tampak percaya diri dengan kebaya berwarna-warni yang mereka kenakan.

Beberapa perempuan melengkapi penampilan mereka dengan aksesoris seperti kipas dan kalung. Para perempuan itu tergabung dalam Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia.

Mereka ingin memopulerkan pemakaian kebaya dalam aktivitas sehari-hari. Pendiri Komunitas Perempuan Berkebaya, Rahmi Hidayati (51) mengaku prihatin karena tidak banyak anak muda yang mau berbusana kebaya untuk kegiatannya sehari-hari.

Baca juga: Ketika Para Atlet Asian Games Membatik hingga Pakai Kebaya di Setu Babakan...

"Memang mereka (anak muda) berkebaya ketika kondangan atau di kampus lagi ada acara atau ketika mereka wisuda. Tapi bukan jadi opsi mereka untuk pakaian sehari-hari dan pengetahuan mereka tentang kebaya mungkin hanya sekadar dikasih ibunya, dia pakai selesai gitu," kata Rahmi.

Padahal menurut dia, berkebaya itu bukan hal yang sulit asal ada kemauan. Sebab ia dan rekan-rekannya pun rutin dalam kesehariannya mengenakan kebaya.

Ia meyakini kebaya bisa membawa kesan anggun bagi yang memakainya. Sebab, dengan memakai kebaya dan batik seseorang dipaksa untuk berjalan secara perlahan.

Perempuan Indonesia Berkebaya di Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2019).CYNTHIA LOVA Perempuan Indonesia Berkebaya di Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2019).

"Jalannya perlahan tapi di balik itu tetap punya ketangguhan apabila ada kemauan ya. Orang saya saja naik gunung selalu pakai kebaya," ujar Rahmi.

Dengan adanya komunitas perempuan berkebaya ini, ia berharap dapat menularkan ke anak-anak muda betapa berharganya kebaya saat ini. Apalagi, kebaya merupakan budaya yang memiliki nilai sejarah dan filosofi berbeda-beda.

"Kebaya itu punya filosofinya sendiri, kenapa bentuknya kanan kiri sama. Kenapa ada model kutu baru. Yang seperti inilah yang kami ingin anak muda tahu," ucapnya.

Baca juga: Mengenal Kebaya Encim, Busana yang Identik dengan Perempuan Betawi

Hal lain yang disukai Rahmi dari kebaya ini adalah bisa menunjukan ketangguhan perempuan Indonesia. Meski demikian, pakaian ini tetap memberikan kesan anggun bagi pemakainya.

Ada lebih kurang 200 orang yang aktif dalam komunitas ini. Rahmi berharap kegiatan semacam ini bisa membuat kebaya dipakai lebih banyak orang. 

"Jadi jangan sampai kebaya ini malah diakui negara lain ciri khasnya, karena memang ini kebaya aslinya Indonesia," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com