JAKARTA, KOMPAS.com - Di dalam tenda pengungsian di Jati Bundar, Kelurahan Kebon Kacang, Tanah Abang, anak-anak korban kebakaran tampak ceria. Mereka menggambar bersama dengan tim dukungan psikososial, Dinas Sosial DKI Jakarta, pada Rabu (3/7/2019).
Anak-anak korban kebakaran Kebon Kacang itu tampak antusias menempelkan kertas origami berbentuk rumah di atas kertas HVS yang telah disediakan.
Di kertas HVS itu, anak-anak tampak menyelipkan tulisan harapan-harapan mereka kedepannya.
Berbagai macam harapan yang mereka tuangkan di atas kertas HVS itu, misalnya Fahri (10) ingin rumahnya segera dibangun kembali.
"Aku pengin rumah aku dibangun kembali, tapi ditambah tingkatnya. Sama di samping rumah nanti mama tanamin pohon," ujar Fahri di Jati Bundar, Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (3/7/2019).
Baca juga: Bantu Padamkan Kebakaran di Mampang, Petugas PPSU Tercebur ke Kali
Anak yang bercita-cita menjadi hakim itu menceritakan, kejadian kebakaran yang menimpa rumahnya itu berasa di dalam mimpi. Sebab bangun-bangun tidur dirinya sudah ada dipelukan sang ayah.
"Kayak mimpi, aku tiba-tiba bangun rumahnya udah tidak ada. Terus ayah aku lagi gendong aku. Aku lihat api gede banget," ucap Fahri.
Ia mengaku, seragam dan buku sekolahnya habis dilalap api. Padahal pada 15 Juli mendatang dirinya harus masuk sekolah.
"Tidak tahu bajunya kebakar, tas juga. Aku juga bingung sekolah gimana, padahal aku baru aja naik-naikkan sekolah," ucapnya.
Sama halnya dengan Abi, anak berusia 9 tahun itu sangat berharap mendapatkan bantuan perlengkapan sekolah dari pemerintah setempat.
"Mau banget (kalau dikasih perlengkapan sekolah), soalnya sudah habis sama api," ucap Abi.
Ia mengatakan, saat ini orangtuanya tengah membangun rumah mereka untuk tempat tinggal sementara.
Baca juga: Korban Kebakaran di Kebon Kacang Mulai Perbaiki Ruko dan Rumah
"Rumah aku lagi dibangun lagi, aku mau tidur di rumah kayak dulu," ucapnya.
Poko, perwakilan tim dukungan psikososial mengatakan, pihaknya melakukan pendampingan sebagai upaya menyemangati anak-anak agar tidak terpuruk secara mental akibat musibah yang dialami.
"Sekadar membantu menghibur mereka, jangan sampai mereka trauma dengan kejadian ini," ujarnya.
Poko menjelaskan, motivasi dan semangat yang disampaikan dengan sangat penting bagi para korban. Terlebih dapat menumbuhkan kegiatan positif bagi anak-anak yang saat ini sedang liburan sekolah.
"Apalagi mereka kan lagi libur, jadi daripada mereka main-main kan terus meratapi kejadian ini. Makanya kita ajak mereka untuk belajar bareng kita," tutupnya.
Sebelumnya, kebakaran yang menghanguskan 66 bangunan milik warga di Jalan Jati Bunder, RT 16 Kelurahan Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Minggu (30/6/2019) dini hari diduga terjadi akibat korsleting listrik.
"Penyebabnya korsleting listrik, tapi kita belum tahu dari titik korsleting awalnya," kata Lurah Kebon Kacang, Aiman Abdul Latif, di Jakarta, Minggu.
Api menjadi cepat meluas karena sebagian besar bangunan yang terbakar merupakan bangunan semipermanen, selain itu daerah itu padat bangunan, rumah dan toko di lokasi kejadian dinding-dindingnya berdempetan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.