Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pencari Suaka di Trotoar Kebon Sirih, Menanti Tempat Tinggal dan Makan...

Kompas.com - 03/07/2019, 18:08 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Trotoar di depan Menara Ravindo, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat saat ini menjadi tempat tinggal puluhan pengungsi yang mencari suaka dari Afghanistan dan Somalia .

Sebelumnya, mereka mengungsi di Rumah Detensi Imigrasi Kalideres, Jakarta Barat selama 1,5 tahun lebih.

Mereka sudah menetap di depan Menara Ravindo dalam sembilan hari terakhir. Mereka beralasan tak lagi memiliki uang untuk menyewa tempat tinggal dan meminta United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) membantu mereka.

"Saya sudah sembilan hari di sini karena dari pihak Imigrasi tidak ada kejelasan hingga kini. Makanya kami minta bantuan pihak UNHCR," ujar Abdul Kadir, salah seorang pengungsi asal Somalia di Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (3/7/2019).

Baca juga: Potret Pengungsi asal Afghanistan dan Sudan yang Bertahan Hidup di Trotoar Kalideres

Adapun, Kantor UNHCR memang terletak di Menara Ravindo. Abdul Kadir mengatakan Indonesia adalah negara yang aman untuk ditinggali. Itu alasannya ia dan keluarga memilih pindah ke Indonesia.

"Negara kami sedang tidak aman, perang di mana-mana. Kami pikir setelah kami tinggal di sini kami bisa aman," ucapnya sambil menunduk.

Hal yang sama disampaikan oleh Hatta, pengungsi asal Afganistan ini memilih hidup di Jakarta untuk mencari keamanan.

Sebab ketika di Afganistan setiap wanita harus terus berada di dalam rumah.

Ibu dua anak ini mengaku, makan hanya dari bantuan warga sekitar yang melintas di trotoar itu.

Baca juga: Cerita Pengungsi Asal Afghanistan yang Tinggal di Trotoar Kalideres

"Saya terkadang kelaparan, anak saya tidak ada susu padahal masih bayi. Kami hanya berharap orang-orang yang melintas di sini untuk makan," kata Hatta.

Tak banyak pilihan bagi Hatta dan pengungsi lainnya. Satu-satunya harapan adalah dengan tinggal di trotoar dan memohon UNHCR memberikan tempat tinggal bagi dia dan pengungsi lain.

"Kami hanya butuh satu kontrakan kecil, sedikit nasi, dan izin kerja. Setelah negara kami aman, kami akan kembali ke sana," ucapnya.

Pantauan Kompas.com, para pengungsi tampak tidur beralaskan kardus dan beratap terik sinar matahari. Mereka harus nyaman dengan suara klakson kendaraan yang melintas di Jalan Kebon Sirih itu.

Anak-anak bayi yang saat itu mengungsi pun rata-rata tidak memiliki susu.

Mereka mendapatkan banyak bantuan dari warga sekitar dan warga lainnya yang kebetulan melintas di Kebon Sirih.

Bantuan tersebut antara lain selimut, pakaian, nasi bungkus, tempat tidur, dan kerudung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Megapolitan
Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Megapolitan
Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com