JAKARTA, KOMPAS.com - Psikolog sekaligus Dosen Fakutas Psikologi Universitas Indonesia (UI) Shahnaz Safitri mengatakan orang yang mengalami gangguan jiwa jenis Skizofrenia tidak hidup dalam realita yang sama dengan orang yang tidak mengidapnya.
Sama halnya dengan kasus wanita berinisial SM yang membawa anjing ke dalam masjid di Bogor dan mengamuk.
"Bisa jadi, pada saat itu dia enggak berpikir dia berada di Masjid, bisa saja dia berpikir itu di taman," kata Shahnaz saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (03/07/2019).
Oleh karena itu, menurut Shahnaz, jika SM tetap ditahan oleh pihak kepolisian, bisa saja dia tidak merasa dia sedang dipenjara, melainkan di tempat lain.
Baca juga: Setelah Wanita yang Bawa Anjing ke Masjid Dipastikan Idap Gangguan Jiwa
Apalagi, jika SM tidak meminum obat yang seharusnya dia konsumsi. Itu akan berdampak pada imajinasinya, yang semakin merasa bahwa dia tidak berada dalam realita yang sama dengan orang pada umumnya.
"Kalau Skizo ini memang tidak bisa pulih total, namun bisa dikontrol dengan obat atau terapi. Obat membantu dia masuk ke realita orang biasa, kalau tidak diminum, dia semakin tidak bisa melihat realita," lanjut Shahnaz.
Baca juga: Anjing yang Dibawa Masuk Masjid di Sentul Ditemukan Mati, Diduga Tertabrak
Untuk itu, dia mengatakan jika keputusan polisi adalah tetap menahan SM, dia menyarankan agar SM diberi catatan khusus untuk pengobatan terhadap penyakitnya.
Diberitakan sebelumnya, dalam dua hari jalani pemeriksaan jiwa oleh tim dokter jiwa sejak Senin (1/7/2019) hingga Selasa (2/7/2019), SM dipastikan alami gangguan jiwa jenis Skizofrenia.
Sebelumnya, SM diketahui juga memiliki riwayat gangguan jiwa dan kerap melakukan kontrol di sejumlah rumahsakit jiwa di Bogor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.