Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Pencari Suaka di Kalideres, Antara Masalah Sosial hingga Kemanusiaan

Kompas.com - 04/07/2019, 05:20 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pencari suaka yang mendiami sekitar Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kalideres, Jakarta Barat, dianggap menjadi salah satu masalah sosial karena hidup layaknya gelandangan.

"Lihat saja mereka tidur di pinggir trotoar, padahal sudah disediakan tempat Rudenim," ujar Benny, salah satu warga di Jalan Peta Selatan, Jakarta Barat, Rabu (3/7/2019), seperti dikutip Antara.

Keluhan warga itu berdasar karena di depan Rudenim, mereka hanya bermodalkan tikar untuk tempat tinggal. Bahkan mereka hanya menggantungkan hidupnya dari belas kasih relawan.

Pengungsi dan pencari suaka tak diperbolehkan bekerja di Indonesia. Mereka juga tak bisa menerima beragam program jaminan sosial, termasuk akses pendidikan dan kesehatan.

Tanpa izin bekerja dan bantuan dari pemerintah Indonesia, para pengungsi ini tentunya kesusahan membiaya hidup mereka dan keluarga.

Tedjo Purwono, seorang petugas keamanan di kawasan pertokoan megah mengatakan, kehidupan mereka seperti sudah tak memiliki harapan.

Meski begitu, warga banyak yang membantu dengan memberikan ruang tak terpakai di pertokoan untuk mereka tinggali.

Persis di depan tempatnya berjaga, terdapat sebuah gedung yang difungsikan untuk menampung sebagian pencari suaka.

Tiga lantai itu disekat menggunakan kain tipis serta tripleks sisa sebagai tempat penampungan sementara.

Dari satu lantai sempit bisa dihuni hingga 30 orang. Bau pesing pun tercium saat menaiki tangga.

"Saya sebenarnya jaga pertokoan saja, tapi warga banyak mengeluh ketika keluar dari kompleks toko. Jadi terpaksa saya yang mengatur mereka," kata dia.

Keberadaan para pencari suaka juga dikeluhkan oleh pemilik warung depan kompleks pertokoan megah.

Awalnya ia merasa empati terutama kepada anak-anak. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka justru sering meminta dagangannya.

"Mereka ngambil-ngambil bahkan banyak yang ngutang. Apalagi orang Somalia, sudah berapa keitung dan pasti enggak akan membayar. Toh uangnya juga enggak punya," kata pemilik warung tersebut.

Apalagi, kata dia, saat relawan tengah membagikan makanan, baik orang tua maupun anak-anak saling berebut dan tak jarang terjadi perkelahian di antara mereka.

Halaman:
Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com