JAKARTA, KOMPAS.com - Para pencari suaka yang mendiami sekitar Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kalideres, Jakarta Barat, dianggap menjadi salah satu masalah sosial karena hidup layaknya gelandangan.
"Lihat saja mereka tidur di pinggir trotoar, padahal sudah disediakan tempat Rudenim," ujar Benny, salah satu warga di Jalan Peta Selatan, Jakarta Barat, Rabu (3/7/2019), seperti dikutip Antara.
Keluhan warga itu berdasar karena di depan Rudenim, mereka hanya bermodalkan tikar untuk tempat tinggal. Bahkan mereka hanya menggantungkan hidupnya dari belas kasih relawan.
Pengungsi dan pencari suaka tak diperbolehkan bekerja di Indonesia. Mereka juga tak bisa menerima beragam program jaminan sosial, termasuk akses pendidikan dan kesehatan.
Tanpa izin bekerja dan bantuan dari pemerintah Indonesia, para pengungsi ini tentunya kesusahan membiaya hidup mereka dan keluarga.
Tedjo Purwono, seorang petugas keamanan di kawasan pertokoan megah mengatakan, kehidupan mereka seperti sudah tak memiliki harapan.
Meski begitu, warga banyak yang membantu dengan memberikan ruang tak terpakai di pertokoan untuk mereka tinggali.
Persis di depan tempatnya berjaga, terdapat sebuah gedung yang difungsikan untuk menampung sebagian pencari suaka.
Tiga lantai itu disekat menggunakan kain tipis serta tripleks sisa sebagai tempat penampungan sementara.
Dari satu lantai sempit bisa dihuni hingga 30 orang. Bau pesing pun tercium saat menaiki tangga.
"Saya sebenarnya jaga pertokoan saja, tapi warga banyak mengeluh ketika keluar dari kompleks toko. Jadi terpaksa saya yang mengatur mereka," kata dia.
Keberadaan para pencari suaka juga dikeluhkan oleh pemilik warung depan kompleks pertokoan megah.
Awalnya ia merasa empati terutama kepada anak-anak. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka justru sering meminta dagangannya.
"Mereka ngambil-ngambil bahkan banyak yang ngutang. Apalagi orang Somalia, sudah berapa keitung dan pasti enggak akan membayar. Toh uangnya juga enggak punya," kata pemilik warung tersebut.
Apalagi, kata dia, saat relawan tengah membagikan makanan, baik orang tua maupun anak-anak saling berebut dan tak jarang terjadi perkelahian di antara mereka.