JAKARTA, KOMPAS.com — Jika kita berjalan dari Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati menuju kawasan Blok M, Jakarta Selatan, kita akan melihat sebuah mural bergambarkan wajah dengan ukuran besar terpampang di tiang jalur MRT.
Mural wajah berukuran besar tersebut bertuliskan "Museum Basoeki Abdullah" dengan tanda panah merujuk sebuah jalan.
Ternyata, tanda panah tersebut merujuk rumah Sang Maestro pelukis Indonesia, Basoeki Abdullah.
Rumah tersebut disulap jadi dua museum yang memamerkan lukisan Basoeki Abdullah yang telah dibuat semasa hidupnya.
Rumah yang terletak di Jalan Keuangan Raya No 19, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, ini telah diresmikan jadi museum sejak 25 September 2001 oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata saat itu I Gede Ardika.
Baca juga: Pengunjung Museum Basoeki Abdullah Meningkat Setelah MRT Beroperasi
Beberapa tahun berselang, Mendikbud saat ini Muhadjir Effendy kembali meresmikan gedung kedua museum tersebut, tepatnya di sebelah museum pertama Basoeki Abdullah.
Museum tersebebut memiliki luas kurang lebih 900 meter persegi dengan kapasitas gedung sebanyak tiga lantai.
Suasana sepi dirasakan Kompas.com saat memasuki museum pukul 10.00, Jumat (5/7/2019).
Ternyata tidak begitu banyak pengunjung yang datang pada hari kerja seperti sekarang.
"Biasanya kalau hari kerja minimal 10 orang per hari yang datang. Kalau weekend bisa sampai 50 atau 70 orang yang datang," kata Humas Museum Basuki Abdullah, Septian Tito, saat ditemui di lokasi.
Namun harus diakui, jumlah pengunjung museum tahun ini rata-rata naik mencapai angka 700 per bulan. Untuk tahun lalu, angka pengunjung museum mencapai 16.327.
Dari awal 2019 hingga Mei, pihaknya mencatat 4.752 pengunjung telah menyambangi museum.
Rampungnya proyek MRT dan mudahnya akses transportasi online menjadi salah satu faktor meningkatkannya jumlah pengunjung museum.
"Mungkin karena tempat ini bisa ditemukan dengan mudah jika dengan transportasi online, jadi akses lebih gampang. Selesai proyek MRT juga berpengaruh baik bagi penambahan jumlah pengunjung di sini," kata dia.
Dari anak-anak sekolah, orangtua, para duta besar, hingga rombongan keluarga kerap mengunjungi museum ini hanya untuk melihat karya Sang Maestro.