Ruangan terasa sangat hangat dan tenang saat Kompas.com masuk ke dalam. Semua barang pribadi milik Basoeki tertata dengan rapi di dalam.
Dari pantauan Kompas.com, ruangan tersebut berisi satu tempat tidur dengan sprei merah jambu berikut dua bantal kepala dan satu bantal guling. Tidak lupa selimut kuning bermotif bunga ikut melapis bagian atas kasur dengan rapi.
Di atas kasur juga terdapat hiasan berupa ukiran patung dan beberapa ornamen lain. Hampir di setiap dinding dihiasi foto sosok yang diyakini sebagai Yesus Kristus.
Di samping kasur, terdapat satu meja kecil yang di atasnya terdapat lima tumpuk buku berukuran kantong baju. Satu dari lima buku tersebut merupakan Alkitab.
Baca juga: Museum Trinil Ngawi Teliti Fosil Kaki Gajah Purba yang Ditemukan Warga
Menoleh ke arah samping, terlihat ada kamar mandi milik sang maestro. Di sana masih terdapat sabun, sampo, pasta gigi, sikat gigi, dan beberapa peralatan mandi milik Basuki.
Bathtub warna hijau dan lantai keramik berwarna putih dalam kamar mandi tersebut menambah kesan era 1990-an. Benar-benar tidak ada yang diubah pascakepergian Basoeki Abdullah.
Ironis, justru di ruangan yang tenang itu nyawa Basoeki dihabisi.
"Semasa hidup, ruangan ini kerap dipakai beliau sebagai ruang doa dan tempat melukis. Di sini ruang pribadi beliau," ujar Septian.
Di seberang kamar, terpajang pakaian terakhir yang dipakai Basoeki saat pembunuhan itu. Baju piama putih, kacamata, jam tangan, dan senapan laras panjang yang dipakai perampok untuk memukul kepala Basuki terpajang di sebuah lemari kaca.
"Kalau dilihat ini masih ada noda di kacamata, nah ini bekas darah Pak Basuki. Di gagang senapan juga terlihat ada bekas. Itu dipakai perampok untuk melukai Pak Basuki," kata dia.
Tidak terasa, ruang doa Basoeki Abdullah jadi tempat terakhir Kompas.com saat mengunjungi museum. Semua kisah kejayaan dan akhirnya hidup Sang Maestro sangat tergambar dalam gedung ini.
Septian berharap para pengunjung juga bisa merasakan pengalaman yang sama agar dapat lebih mengenal sosok sang legenda lukis Indonesia yang karyanya telah mendunia itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.