Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikritik Anies, Kepala BPPT Jawab Hanya Ingin Bantu DKI

Kompas.com - 05/07/2019, 17:55 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tri Handoko Seto merasa hanya ingin membantu DKI untuk mengatasi polusi udara.

BPPT menyampaikan akan membuat hujan buatan dengan penerapan teknologi modifikasi cuaca (TMC) pada pertengahan Juli 2019, untuk mengatasi polusi udara di Jakarta.

Hal itu disampaikan Seto menanggapi pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menyebut bahwa BPPT offside dalam memberikan kabar soal rencana hujan buatan dengan penerapan teknologi modifikasi cuaca.

"Karena TMC untuk polusi udara baru pertama kali diadakan. Kita rilis sebagai upaya kita membantu DKI menjelaskan kepada masyarakat supaya tidak resah," ucap Seto dalam keterangan resminya yang diterima Kompas.com, Jumat (5/7/2019).

Baca juga: Atasi Pencemaran Udara Jakarta, BPPT Akan Turunkan Hujan Buatan

Ia mengatakan, BPPT selalu ingin yang terbaik dalam memberikan layanan teknologi. Apalagi teknologi yang digunakan adalah milik anak bangsa.

"Untuk hal ini kami semangat jika DKI memang mau benar menerapkan teknologi anak bangsa, yakni teknologi modifikasi cuaca untuk mengatasi polusi udara di wilayah DKI Jakarta," ujarnya.

Menurut Seto, TMC sudah terbukti berhasil dalam penanggulangan kebakaran hutan, lahan, dan meminimalkan kabut asap di wilayah Sumatera Selatan, Riau, dan Kalimantan. 

"Pak Anies menginginkan solusi terhadap polusi udara yang matang untuk jangka panjang. Sedangkan TMC sudah matang untuk jangka pendek, seperti mengatasi kebakaran hutan dan lahan, sebagai upaya mitigasi bencana," terang Seto.

Baca juga: Anies Sebut BPPT Offside Menyampaikan Rencana Hujan Buatan di Jakarta

Gubernur Anies sebelumnya mengatakan, saat ini hujan buatan dengan teknologi modifikasi cuaca (TMC) masih dalam pengkajian.

Ia juga menilai BPPT terlalu terburu-buru memberikan informasi kepada publik terkait rencana hujan buatan ini.

"Soal hujan, nanti sesudah matang baru diumumkan. Menurut saya BPPT offside tuh, jadi sebelum matang, sebelum semuanya siap baru kita (umumkan). Kalau kita hanya menjadi perdebatan saja," ucap Anies.

Anies menyebut Pemprov DKI Jakarta tak ingin terburu-buru menginformasikan hal ini karena masih dalam proses pengkajian, baik langkah jangka pendek maupun jangka panjang. 

"Jadi kami ingin agar langkah-langkah untuk membereskan masalah kualitas udara Jakarta ini bukan langkah-langkah jangka pendek saja. Tapi juga jangka panjang. Nah ini jangka pendek sedang kita bicarakan. Dimatangkan dulu terus nanti diumumkan. Saya mendengar BPPT sudah menyampaikan keluar," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com