"Kalau sudah kumpul, ranjau paku bisa terkumpul hingga 3,5 ton," kata Agus.
Rute yang mereka tempuh lumayan jauh, yaitu berkisar di sepanjang Jalan Daan Mogot menuju Roxy, Harmoni, Istana hingga Kwitang arah Senen.
Penghargaan
Setelah berjalan rutin selama setahun penyapuan, relawan Saber mendapatkan penghargaan dari pihak kepolisian.
Karena membantu tugas kepolisian dalam memberantas ranjau paku, sekaligus upaya agar masyarakat selamat berkendara.
Penghargaan itu diberikan langsung oleh Kapolda Metro Jaya yang ketika itu dijabat oleh Irjen Pol Dr. Drs. H. Untung Suharsono Radjab, S.H., M.Si. dalam Hari Bhayangkara pada 2012.
Menurut Agus, relawan Saber diangkat menjadi Mitra Polri hingga diberi penghargaan berupa piagam, lampu lalulintas dan rompi polisi yang lambang polisinya di kanan.
"Hanya kita yang bisa memakai rompi polisi, bangga lah," ucap Agus.
Sementara, menurut Rohim, melakukan penyapuan ranjau di setiap pagi hari pada pukul 06.30 WIB dan sore hari pukul 18.00 WIB dari ruas Jalan Gatot Subroto, tepatnya di depan gedung Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Jalan Gatot Subroto hingga Taman Semanggi.
”Sejak aktif melakukan razia ranjau paku hingga 2016 total mengumpulkan 1,5 ton yang sudah ditimbang pada tempat peleburan besi tua. Sekarang ada sembilan ember itu kurang lebih 350 kilogram di rumah,” kata Rohim.
Rohim ditemui ketika melakukan penyapuan. Mengambil ranjau paku menggunakan magnet bekas pengeras suara.
Magnet tersebut dikaitkan dengan tali sekitar setengah meter yang kemudian menyisir pinggiran jalan yang bertebaran tidak lazim.
“Mereka sengaja menebar ranjau di jalan agar banyak pengendara yang mengalami kempis pada ban kendaraannya, agar pengendara mampir pada bengkel mereka untuk menambal ban,” ucap Rohim.
Rohim mengaku, dalam penyapuannya tidak selalu berjalan mulus. Pernah disenggol pengendara motor yang diketahui sebagai oknum penyebar paku.
Bahkan, ia pernah juga mendapat ancaman untuk dibunuh jika masih melakukan kegiatan sapu ranjau paku yang sengaja ditebar itu.