Tawon ini berpotensi mematikan apabila manusia disengat dalam jumlah banyak sekaligus. Kecil peluang untuk sanggup bertahan di atas 24 jam.
"Sebagian besar tawon yang kami evakuasi sangat membahayakan, karena tawonnya jenis tawon endhas. Sekitar 80-90 persen yang ditemui, ya tawon endhas. Itu hampir semua wilayah tawonnya tawon endhas," kata Gatot.
Improvisasi dengan pakaian seadanya
Keterbatasan pakaian harus membuat petugas harus memutar otak alias berimprovisasi dengan pakaian seadanya.
"Dalam artian, kami pakai pakaian pemadam yang ada, masker juga yang ada saja. Kami menggunakan fire jacket atau fire trousers, namanya, pakaian yang biasa dipakai untuk memadamkan api," Gatot menerangkan.
"Dengan fire trouser, kita lindungi anggota tubuh kita dari serangan tawon, setidaknya diminimalisir agar tidak ada tawon yang menyengat tubuh anggota," kata dia.
Sering kali para petugas melilitkan lakban pada fire jacket yang dikenakan. Tujuannya, agar rongga-rongga yang terbuka seperti di leher, pinggang, dan pergelangan, dapat tertutup rapat.
"Awal-awal dahulu kita pernah, petugas terkena sengatan. Karena saat itu kami masih lengah ibaratnya," tutup Gatot.
Persoalan tawon di Jakarta sempat banyak diperbincangkan warganet setelah petugas Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur mengevakuas tawon jenis Vespa affinis pada Senin (1/7/2019), di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.
Kasus tewasnya 7 orang warga Klaten, Jawa Tengah akibat sengatan tawon Vespa affinis saat itu terjadi dalam kurun 2017-2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.