Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Heroik di Balik Sarung Tangan Hitam Bang Jack...

Kompas.com - 08/07/2019, 08:57 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Bang Jack adalah salah satu polisi nyentrik yang dikenal publik. Rambutnya panjang dan pirang. Sepintas, gayanya tak terlihat seperti polisi.

Nama aslinya adalah Jakaria. Polisi berpangkat aiptu itu kini tergabung sebagai anggota Subdit Jatanras, Ditreskrimum, Polda Metro Jaya.

Saat Kompas.com bertemu Bang Jack di gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Sabtu (6/7/2019), mata langsung tertuju pada sarung tangan hitam yang menutupi tangan kirinya.

Baca juga: Kisah Bang Jack, Polisi yang Pernah Dikira Penjahat hingga Tertembak 11 Peluru

Bagi orang awam, sarung tangan itu mungkin tampak seperti aksesori. Namun, sarung tangan itu sangat penting bagi aktivitas Bang Jack. Ada kisah heroik di dalamnya.

Bang Jack bercerita, sarung tangan hitam itu mulai digunakan pada 2006. Saat itu, tiga peluru yang bersarang di tangan kirinya tidak dapat dikeluarkan.

Proyektil peluru telah hancur dan menyatu dengan tulang pada bagian tangan kiri.

Sebelumnya, ia terlibat baku tembak dengan perampok di wilayah Bandung, Jawa Barat. Tersangka merampok mesin ATM senilai Rp 2,8 miliar di Cawang, Jakarta Timur.

Baca juga: Cerita Bang Jack Membuat Akun YouTube Jacklyn Choppers, Dokumentasi Pekerjaan hingga Klarifikasi Hoaks

Saat terjadi baku tembak, Bang Jack terkena 11 peluru yang ditembakkan pelaku. Delapan peluru dapat dikeluarkan.

"Saat menangkap tersangka, kami terlibat baku tembak. Gue kena 11 peluru di bagian dada daerah jantung ada dua, bagian hati ada satu, perut sebelah kiri ada dua, perut sebelah kanan ada dua juga, di atas perut ada satu, dan tiga peluru di lengan bagian kiri," kata Bang Jack.

"Tiga peluru di bagian lengan enggak bisa diangkat karena sudah hancur dan menyatu dengan tulang. Tangan gue harus diamputasi, tapi gue menolak. Alhamdulillah sampai sekarang gue masih bisa hidup dan tangan gue masih bisa digerakkan," lanjutnya.

Bang Jack harus memakai sarung tangan hitam itu agar pergelangan tangan kirinya dapat digerakkan. Ada besi di sarung tangan tersebut.

"Saraf (di tangan kiri) gue sudah enggak beres. Jadi (sarung tangan) ini terbuat dari besi. Tujuan gue memakai sarung tangan ini agar tangan gue masih bisa gerak dan enggak gampang terluka saat berantem untuk menangkap penjahat," ujar Bang Jack.

Pria yang menjadi polisi sejak 1995 itu mengaku pernah menjalani pengobatan untuk menyembuhkan tangannya.

Ia pernah berobat di salah satu rumah sakit di Singapura hingga konsultasi dengan dokter pribadi presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, hasilnya tetap tak memuaskan.

"Makanya mau dibawa ke mana pun, hasilnya tetap sama. Gue pernah dibawa ke rumah sakit di Singapura, bertemu dokter pribadi Bapak SBY, hasilnya pun sama. Akhirnya gue hanya bisa pasrah dan menerima takdir," katanya.

Bang Jack sadar setiap pekerjaan mempunyai risiko positif ataupun negatif. Meski menerima risiko negatif, ia tetap bersyukur masih dapat hidup tanpa harus mengamputasi tangannya.

"Kami sebagai polisi tentu sudah menjadi risiko tugas sebagai anggota lapangan kalau tertembak. Gue hanya percaya sama Tuhan. Hidup ini hanya titipan. Yang terpenting adalah gue tetap berdoa dan menjalankan tugas gue dengan baik," kata Bang Jack. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com