Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diwajibkan Punya Alat Uji Emisi, Pemilik Bengkel: Memangnya Kami Punya Modal?

Kompas.com - 08/07/2019, 18:40 WIB
Walda Marison,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana mewajibkan 933 bengkel yang ada di Jakarta agar memiliki alat uji emisi tengah dicanangkan pihak Pemprov DKI.

Dengan alat itu, bengkel-bengkel di Jakarta diharapkan dapat melayani kendaraan yang ingin melakukan uji emisi.

Bahkan, bagi mereka yang akan mengajukan izin usaha bengkel harus memiliki mesin uji emisi terlebih dahulu.

Rencana tersebut langsung mendapat respons beragam dari beberapa pemilik bengkel motor di Jakarta. Salah satunya Malau.

Pengelola bengkel di jalan Ampera Raya, Kemang, Jakarta Selatan itu mengaku tidak begitu setuju dengan rencana mewajibkan pengadaan mesin tersebut.

Baca juga: Pernah Gagal di Era Foke, Kebijakan Wajib Uji Emisi Anies Dinilai Tak akan Efektif

"Ya kita enggak bisa bilang langsung setuju. Kita kan enggak tahu aturanya itu kayak gimana, cara dapat (alat uji emisi) kayak gimana," kata dia saat ditemui, Senin (8/7/2019).

Mengenai strategi pemerintah menekan polusi udara melalui uji emisi, Malau menilai bahwa pihak terkait harus memberi penjelasan secara rinci seperti regulasi mendapatkan alat uji emisi, biaya, dan izin- izin lainnya.

"Ya katakanlah untuk kebersihan udara Jakarta, tapi kan kita juga perlu tahu kayak mana kerjanya, gimana cara pakai, ini itunya. Jangan-jangan biaya mesinnya mahal lagi," tambah dia.

Pendapat yang sama juga dikatakan Ranto Siburian yang juga selaku pemilik bengkel.

Dia menilai harus ada penjelasan kriteria bengkel seperti apa yang harus mempunyai alat uji emisi.

"Selama kriteria bengkel yang harus menyediaan alat untuk uji emisi dijelasin. Misal bengkel kecil dan cuma tambal ban kayak saya, buat apa ada uji emisi," ucap dia.

Baca juga: Wacana Uji Emisi di DKI, Bengkel Wajib Punya Alat hingga Dikritik karena Terlambat

Biaya pengadaan alat uji emisi pun juga jadi perhatiannya. Pemerintah harus mempertegas apakah mesin tersebut disediakan secara cuma-cuma atau harus beli sendiri.

"Lalu alatnya dapat dari mana? Beli sendiri? Emang itu orang bengkel punya modal?" tambah dia.

Namun, pendapat berbeda datang dari Amin, salah satu montir bengkel resmi di kawasan Kemang. Dia menilai bahwa ide tersebut bagus dan diyakini dapat mengurangi polusi di Jakarta.

"Bagus sih, selama tujuanya bagus ya dukung aja," kata dia.

Namun, dirinya ternyata tidak pernah menggunakan alat uji emisi itu. Amin bahkan tidak pernah melihat seperti apa bentuk alat uji emisi.

"Saya enggak pernah lihat juga. Kebetulan kami di sini enggak ada mesin uji emisi," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Megapolitan
'Update' Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

"Update" Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com