JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana mewajibkan 933 bengkel yang ada di Jakarta agar memiliki alat uji emisi tengah dicanangkan pihak Pemprov DKI.
Dengan alat itu, bengkel-bengkel di Jakarta diharapkan dapat melayani kendaraan yang ingin melakukan uji emisi.
Bahkan, bagi mereka yang akan mengajukan izin usaha bengkel harus memiliki mesin uji emisi terlebih dahulu.
Rencana tersebut langsung mendapat respons beragam dari beberapa pemilik bengkel motor di Jakarta. Salah satunya Malau.
Pengelola bengkel di jalan Ampera Raya, Kemang, Jakarta Selatan itu mengaku tidak begitu setuju dengan rencana mewajibkan pengadaan mesin tersebut.
Baca juga: Pernah Gagal di Era Foke, Kebijakan Wajib Uji Emisi Anies Dinilai Tak akan Efektif
"Ya kita enggak bisa bilang langsung setuju. Kita kan enggak tahu aturanya itu kayak gimana, cara dapat (alat uji emisi) kayak gimana," kata dia saat ditemui, Senin (8/7/2019).
Mengenai strategi pemerintah menekan polusi udara melalui uji emisi, Malau menilai bahwa pihak terkait harus memberi penjelasan secara rinci seperti regulasi mendapatkan alat uji emisi, biaya, dan izin- izin lainnya.
"Ya katakanlah untuk kebersihan udara Jakarta, tapi kan kita juga perlu tahu kayak mana kerjanya, gimana cara pakai, ini itunya. Jangan-jangan biaya mesinnya mahal lagi," tambah dia.
Pendapat yang sama juga dikatakan Ranto Siburian yang juga selaku pemilik bengkel.
Dia menilai harus ada penjelasan kriteria bengkel seperti apa yang harus mempunyai alat uji emisi.
"Selama kriteria bengkel yang harus menyediaan alat untuk uji emisi dijelasin. Misal bengkel kecil dan cuma tambal ban kayak saya, buat apa ada uji emisi," ucap dia.
Baca juga: Wacana Uji Emisi di DKI, Bengkel Wajib Punya Alat hingga Dikritik karena Terlambat
Biaya pengadaan alat uji emisi pun juga jadi perhatiannya. Pemerintah harus mempertegas apakah mesin tersebut disediakan secara cuma-cuma atau harus beli sendiri.
"Lalu alatnya dapat dari mana? Beli sendiri? Emang itu orang bengkel punya modal?" tambah dia.
Namun, pendapat berbeda datang dari Amin, salah satu montir bengkel resmi di kawasan Kemang. Dia menilai bahwa ide tersebut bagus dan diyakini dapat mengurangi polusi di Jakarta.
"Bagus sih, selama tujuanya bagus ya dukung aja," kata dia.
Namun, dirinya ternyata tidak pernah menggunakan alat uji emisi itu. Amin bahkan tidak pernah melihat seperti apa bentuk alat uji emisi.
"Saya enggak pernah lihat juga. Kebetulan kami di sini enggak ada mesin uji emisi," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.