Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengeluaran Warga Kamal Muara Membengkak Saat Kemarau

Kompas.com - 08/07/2019, 22:10 WIB
Irfan Maullana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga di Kampung Nelayan Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, mengaku bahwa pengeluaran mereka untuk membeli air bersih "membengkak" selama sebulan terakhir, yakni pada musim kemarau.

"Saat musim hujan pengeluaran untuk air bersih tidak lebih dari Rp 100.000 per bulan, sebulan terakhir ini kami bisa mengeluarkan Rp 500.000 per bulan untuk membeli air bersih," kata Rahmi Ile di Jakarta, Senin (8/7/2019).

Selama musim hujan, kata Rahmi, warga setempat memanfaatkan air hujan yang mereka tampung untuk keperluan mandi dan cuci pakaian serta piring.

"Sementara, air bersih yang dibeli dari operator penyediaan dan pelayanan air bersih di DKI Jakarta, PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja), digunakan untuk keperluan air minum dan memasak," kata dia.

Pada musim kemarau ini, lanjut dia, warga terpaksa memenuhi kebutuhan mencuci dan mandinya dari membeli air yang dijual oleh pedagang air perorangan.

Baca juga: Hadapi Kekeringan, BPBD DKI Siap Pasok Air Bersih bagi Warga

"Harganya Rp 7.000 per empat jeriken," kata Rahmi

Senada dengan Rahmi, seorang warga lainnya, Sahril mengatakan warga terpaksa membeli air bersih dari pedagang karena air hasil pompa bor berkualitas sangat buruk.

"Rasanya asin, kalau digunakan untuk mencuci pakaian pasti menimbulkan noda kuning. Sementara untuk mencuci alat dapur logam akan menimbulkan karat," kata dia

Sahril berharap pemerintah untuk dapat membantu warga setempat dalam menyediakan air bersih yang lebih murah melalui penyediaan jaringan pipa ke kampung mereka.

"Harga air dari pedagang setiap musim kemarau selalu naik, 2016 lalu per empat jeriken harganya Rp 4.000, sekarang sudah mencapai Rp 7.000," kata Sahril.

Baca juga: Warga Jatipulo Sulit Dapatkan Air Bersih sejak Ramadhan Lalu

Sementara itu, Ketua Rukun Warga 04 yang menaungi sekitar 2.000 warga di kampung nelayan Kamal Muara, Sudirman mengatakan, kalangan warga setempat memiliki ketergantungan tinggi terhadap air hujan dengan menampungnya di tong dan jeriken setiap hujan turun.

Hampir seluruh rumah di kampung nelayan ini, kata dia, memasang pipa dari talang di tepi atap rumah untuk mengalirkan air hujan ke tong-tong yang diletakkan di depan rumah mereka.

"Saat kemarau seperti sekarang ini alat itu tidak terpakai," kata dia.

Sudirman mengatakan, pihak pemerintah setempat saat ini sedang mengupayakan pembangunan jaringan air bersih ke Kampung Nelayan Kamal Muara.

"Saat ini sedang proses realiasi, targetnya rencana ini terealisasi sekitar September-Oktober 2019 di dua RW, 01 dan 04," kata dia.

Sudirman berharap penyediaan jaringan air bersih ini diharapkan bisa mengatasi permasalahan warga dalam mendapatkan air bersih yang lebih murah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Pernah Tolak Laporan Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar Saat Masa Kampanye

Polisi Pernah Tolak Laporan Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar Saat Masa Kampanye

Megapolitan
Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Ternyata Masih di Bawah Umur

Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Ternyata Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Senangnya Alif Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang, Bisa Lihat 'Sunset'

Senangnya Alif Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang, Bisa Lihat "Sunset"

Megapolitan
Tersangka Kecelakaan Beruntun di GT Halim Temperamental, Polisi Minta Bantuan KPAI dan Psikolog

Tersangka Kecelakaan Beruntun di GT Halim Temperamental, Polisi Minta Bantuan KPAI dan Psikolog

Megapolitan
Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Megapolitan
Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Megapolitan
Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Megapolitan
Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Megapolitan
Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Megapolitan
Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Megapolitan
Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Megapolitan
Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Megapolitan
Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com