Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perampok Toko Emas di Balaraja Belajar Merampok dari Youtube

Kompas.com - 11/07/2019, 14:43 WIB
Verryana Novita Ningrum,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Perampok Toko Emas Permata di Kabupaten Balaraja, Tangerang mengaku belajar cara-cara merampok dan melarikan diri dari Youtube.

Kapolresta Tangerang Kombes Sabilul Alif mengatakan perampok yang dia maksud adalah warga negara Malaysia bernama Muhammad Nazri Fadzil (26).

"Berbagai video dari Youtube dia saksikan untuk mempelajari teknik merampok dan melarikan diri," kata Sabilul di Polresta Tangerang pada Kamis (11/07/2019).

Nazri kemudian mengajak warga Malaysia lainnya, Muhammad Nur Iskandar, untuk melancarkan aksinya. Adapun, Muhammad Nur Iskandar merupakan residivis perampokan di Malaysia.

Setelah berdiskusi, keduanya sepakat untuk melakukan perampokan.

"Syaratnya, Nazri ini harus membiayai semua keperluan Nur Iskandar, lalu mereka sepakat," tambah Sabilul.

Baca juga: Perampok Toko Emas Balaraja Residivis Perampokan di Malaysia

Diketahui, Muhammad Nazri Fadzil berasal dari keluarga mampu. Tapi, dia bercita-cita ingin menghasilkan uang sendiri.

Dia lalu meminta izin kepada kedua orangtuanya untuk bekerja di Jepang. Orangtuanya menyetujui dan memberikannya uang saku Rp 30 juta.

Merasa tak cukup, dia mengajak Muhammad Nur Iskhandar merampok untuk menambah biaya ke Jepang.

Nazri dan Nur Iskandar belum memberikan alasan memilih toko emas di Indonesia sebagai target perampokan. Ketika ditanya oleh polisi, Muhammad Nazri Fadzil menjawab karena dia menyukai travelling.

Baca juga: Perampok Toko Emas di Balaraja Pakai Mobil Rental Saat Beraksi

"Dia juga pernah ke Indonesia pada 2013 dan 2015, tapi memang tujuannya jalan-jalan," lanjut Sabilul.

Sebelumnya, aksi keduanya viral di media sosial karena melakukan perampokan di toko emas dengan nilai hingga Rp 1,6 Miliar pada 15 Juni 2019.

Kini, kedua tersangka itu masih berada di Malaysia dan ditahan oleh Polisi Diraja Malaysia (PDRM). Sebab, keduanya juga melakukan aksi perampokan di SPBU Kuala Lumpur dan Selangor pasca kembalinya dari Indonesia.

Karena keduanya melarikan diri ke negara asal, ada langkah-langkah diplomatik yang harus dilakukan polisi untuk menyelidiki kasus ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Megapolitan
Maju di Pilwalkot Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Maju di Pilwalkot Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Megapolitan
Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Megapolitan
Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Megapolitan
Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Megapolitan
BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com