JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan ini dunia maya ramai memperbincangkan soal pencemaran udara di Jakarta yang sempat mencapai titik buruk.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, meski pencemaran udara di Jakarta buruk, menurut dia jumlah warga yang terdampak menurun.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada Januari hingga Mei 2019, ada 906.270 kasus infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA yang ditemukan. Namun, selama lima bulan belakangan kasus ini diketahui menurun.
"Pada Januari ada 178.501 kasus, Febuari ada 232.403, Maret ada 202.034 kasus, April ada 165.105, dan Mei ada 127.227," ucap Widyastuti, saat ditemui di Kantor Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Jalan Kesehatan, Jakarta Pusat, Kamis (11/7/2019).
Baca juga: Ini Enam Penyakit yang Ditimbulkan akibat Polusi Udara
Widyastuti mengatakan, pihaknya melakukan beberapa upaya untuk mencegah masyarakat terdampak dari polusi udara.
Salah satunya, dengan mengajak masyarakat untuk lakukan gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Gerakan hidup sehat itu meliputi, cek sehatan rutin, konsumsi makanan sehat, dan beraktifitas fisik.
"Jadi jangan hanya olahraga, tapi jalan juga beraktifitas. Makanya beberapa kali yang diprioritaskan oleh pak gubernur adalah sarana bagaimana orang bisa berjalan dengan lebih enak," jelasnya.
Dengan banyaknya masyarakat berjalan kaki, lanjut Widyastuti, akan dapat mengurangi polusi udara di Jakarta.
Baca juga: Polusi Udara juga Jadi Alasan BPTJ Minta Anies Terapkan Lagi Ganjil-Genap seperti Saat Asian Games
"Dengan berjalan kaki berat badan pun bisa dikendalikan. Lalu dengan berjalan lebih mengurangi banyaknya masyarakat menggunakan kendaraan pribadi, sehingga kualitas udara akan lebih bagus," ujarnya.
Selain itu, ia juga mengingatkan Dinas Perumahan untuk membangun rumah susun berwawasan lingkungan.
"Jadi jangan sampai membuat lingkungan warga buruk, misalnya ventilasinya kurang sehingga orang ngekep di dalam rumah dan menyebabkan lebih berat sakitnya kalau begitu," tuturnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.