BEKASI, KOMPAS.com - Sebanyak 97 kloter jemaah haji asal Jawa Barat terus berdatangan ke Asrama Haji Embarkasi Bekasi sejak Sabtu (6/7/2019). Total, hampir 40 ribu jemaah haji akan menjemput mimpi seumur hidupnya dengan berangkat ke Tanah Suci.
Perjalanan jauh dari kampung halaman yang akan memakan waktu hingga 40 hari mungkin dikhawatirkan sebagian jemaah. Akibatnya, sejumlah jemaah membawa aneka benda yang dipakai setiap hari di rumah ke Mekkah. Beberapa benda tersebut dinilai tak lazim bahkan dilarang untuk dibawa ke Tanah Suci.
Barang-barang apa saja yang mereka bawa?
Rokok menjadi salah satu barang bawaan yang paling banyak terjaring dari koper calon jemaah haji. Di Asrama Haji Embarkasi Bekasi, misalnya, petugas bea cukai mengklaim mampu menyita 150-200 bungkus rokok setiap hari. Kebanyakan jemaah membawanya dalam bentuk slop isi 10 bungkus.
"Sehari bisa 15 sampai 20 slop. Saya akui, memang sudah berkurang daripada sebelumnya," ujar Farhan As'ad, pelaksana pemeriksaan Bea Cukai Bekasi saat ditemui di Asrama Haji Embarkasi Bekasi, Kamis (11/7/2019).
Koper masing-masing kloter calon jemaah haji yang tiba di Asrama Haji Embarkasi Bekasi dibawa menggunakan mobil boks. Mobil terebut akan langsung menurunkan koper koper itu di ruangan pemeriksaan. Di sana, koper jemaah langsung dipindai menggunakan pemindai sinar X.
Dari sana, terlacak koper mana yang mengandung barang terlarang seperti benda elektronik, dan rokok. Adapun, petugas hanya mengizinkan jemaah membawa rokok sekitar 200 batang.
Koper yang dinilai "bermasalah" akan digeledah bersama pemiliknya.
"Ketentuannya kan 200 batang yang boleh dibawa. Cuma, kita di sini ketentuannya 2 slop, 1 slop 10 bungkus. Tapi ada juga yang 1 bungkusnya isi 10 batang, berarti cuma boleh bawa 1 slop," Farhan menjelaskan.
Salah satu jemaah haji yang kedapatan membawa rokok melebihi kuota ialah Dede Khotib, jemaah haji asal Kabupaten Bogor. Ketika petugas menggeledah kopernya, Dede ketahuan membawa 6 slop atau setara 60 bungkus rokok.
"Yah bagaimana, Pak, saya sehari dua bungkus, di sana 40 hari, ini juga masih kurang," kata Dede.
Namun, Dede hanya membungkus rokok-rokoknya dengan kantong plastik hitam. Ini berbeda dengan modus-modus lain para jemaah perokok yang coba mengakali pemindaian koper dengan aneka cara.
"Ada yang dibungkus handuk, ditutupi pakai alumunium foil. Ada lagi yang diselipin di beras," ujar Farhan ketika ditemui di Asrama Haji Embarkasi Bekasi, Kamis (11/7/2019).
Reaksi jemaah haji yang ketahuan membawa rokok berlebih pun bermacam-macam.
"Ada yang kalau dia tahu, ya dia pasrah, mengaku kalau dia itu coba-coba. Ada juga yang ngelobi petugas, 'satu slop lagi lah pak'," kata Farhan.