Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Fakta-fakta dalam Perampokan Toko Emas di Balaraja

Kompas.com - 12/07/2019, 06:48 WIB
Verryana Novita Ningrum,
Jessi Carina

Tim Redaksi

"Paspor tersebut difoto oleh pemilik rental mobil, itu sangat membantu kami," kata Sabilul Alif.

Baca juga: Perampok Toko Emas di Balaraja Pakai Mobil Rental Saat Beraksi

Namun, kedua pelaku sempat mengganti plat nomor mobil tersebut menjadi T 1721 dari sebelumnya B 2069 UFC.

"Awalnya, kami kesulitan karena plat nomor pelaku palsu. Namun, setelah dilihat ciri-ciri mobil kami menemui mobil Avanza itu adalah milik sebuah rental mobil di Penjaringan, Jakarta Utara," kata Sabilul.

Mobil tersebut kemudian diketahui telah disewa tersangka pelaku pada tanggal 13-15 Juni 2019. Penyewa kendaraan atas nama kedua tersangka, yaitu Muhammad Nazri Fadzil (26) dan Muhammad Nur Iskandar (24).

4. Residivis perampokan di Malaysia

Salah satu tersangka perampok yaitu Muhammad Nur Iskhandar (24), merupakan residivis kasus perampokan di Malaysia.

Baca juga: Perampok Toko Emas Balaraja Residivis Perampokan di Malaysia

"Tersangka ini (Nur Iskhandar) pernah ditangkap oleh Polisi Diraja Malaysia (PDRM) karena kasus perampokan toko emas di Kuala Lumpur, Malaysia," kata Kapolresta Tangerang Kombes Sabilul Alif.

Dia kemudian menjalani hukuman penjara dan bebas pada 3 Juni 2019. Tidak sampai dua pekan setelah bebas, dia bertemu Muhammad Nazri Fadzil (26) dan merampok toko emas di Balaraja pada 15 Juni 2019.

5. Belajar merampok dari Youtube

Perampok toko emas di Balaraja mempelajari cara merampok lewat video Youtube. Kapolresta Tangerang Kombes Sabilul Alif mengatakan perampok yang dia maksud adalah warga negara Malaysia bernama Muhammad Nazri Fadzil (26).

"Berbagai video dari Youtube dia saksikan untuk mempelajari teknik merampok dan melarikan diri," kata Sabilul.

Nazri kemudian mengajak warga Malaysia lainnya, Muhammad Nur Iskandar, untuk melancarkan aksinya. Setelah berdiskusi, keduanya sepakat untuk melakukan perampokan.

"Syaratnya, Nazri ini harus membiayai semua keperluan Nur Iskandar, lalu mereka sepakat," tambah Sabilul.

Muhammad Nazri Fadzil berasal dari keluarga mampu. Namun, dia bercita-cita ingin menghasilkan uang sendiri.

Baca juga: Perampok Toko Emas di Balaraja Belajar Merampok dari Youtube

Dia lalu meminta izin kepada kedua orangtuanya untuk bekerja di Jepang. Orangtuanya menyetujui dan memberinya uang saku Rp 30 juta.

"Tapi, dia merasa tidak cukup dengan uang dari orangtuanya itu. Lalu, dia ajak Muhammad Nur Iskhandar merampok untuk menambah biaya ke Jepang," kata Sabilul.

Kendati demikian, keduanya tak memberikan alasan spesifik mengapa memilih Indonesia sebagai target. Ketika ditanya, Muhammad Nazri Fadzil hanya menjawab bahwa dia menyukai travelling.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com