Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Hidup Ratna Sarumpaet, dari Panggung Teater ke Jeruji Besi karena Hoaks

Kompas.com - 12/07/2019, 09:09 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktris Ratna Sarumpaet mendapat vonis dua tahun oleh hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (11/7/2019). Dia dinyatakan bersalah dalam kasus penyebaran berita bohong atau hoaks.

Kisah perempuan kelahiran Tarutung, Tapanuli Utara, 16 Juli 1949 itu terbilang penuh liku. Dia dikenal sebagai aktris yang kritis terhadap pemerintah di era Order Baru. Lewat puisi hingga pentas teater, Ratna menyuarakan kaum tertindas.

Baca juga: Ratna Sarumpaet Divonis Dua Tahun Penjara

Setelah Order Baru lewat, Ratna Sarumpaet tetap berkarya di jalur seni hingga akhirnya terlihat aktif sebagai pendukung Prabowo-Sandiaga pada pilpres 2019. Di masa kampanye, Ratna kemudian tersandung kasus penyebaran berita hoaks atau fitnah hingga akhirnya divonis dua tahun penjara.

Kompas.com merangkum 7 fakta Ratna Sarumpaet terkait kisah hidupnya dari layar pentas hingga harus mendekam di balik jeruji besi.

1. Kuliah di jurusan Arsitektur

Meski sudah puluhan tahun berkarya di dunia seni, Ratna Sarumpaet bukanlah seorang anak yang lahir dari keluarga seniman. Tak juga dengan aktivitas seni, kecuali bernyanyi di gereja dekat rumahnya.

Saat tumbuh dewasa, Ratna justru memilih jurusan Arsitektur Universitas Kristen Indonesia (UKI). Kepada Kompas, Ratna mengaku memilih jurusan Arsitektur hanya untuk menyenangkan orang tuanya meski saat itu ia sangat ingin kuliah di jurusan sastra.

"Orangtua mengusulkan agar saya mengambil jurusan arsitektur, karena saya juga gemar menggambar," kata dia seperti dikutip Kompas pada 3 Mei 1992.

"Nilai-nilai ujian saya cukup baik, tetapi saya merasa tidak bersungguh-sungguh mempelajarinya. Tapi kalau keluar dari kuliah pun, saya tidak tahu harus berpijak ke mana," akunya.

2. Menjadi sutradara teater

Pada tahun 1968 Ratna menonton pertunjukan teaternya WS. Rendra di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Inilah titik awal Ratna akhirnya memutuskan serius terjun ke dunia teater.

"Entah mengapa saya merasa senang sekali nonton pementasan drama itu. Lalu saya mulai bergaul dengan orang-orang teater, dan merasa pas," kenangnya.

Tahun 1969, setelah berhasil meyakinkan orangtuanya bahwa ia ingin mendalami soal teater, Ratna pun nekad berangkat ke Yogyakarta. "Modal awal saya menjual anting-anting, dan pada bulan- bulan pertama di Yogya, saya menjahit dan menjual baju anak-anak," kenangnya.

Selama 11 bulan Ratna bergabung dengan Bengkel Teater namun dia akhirnya memilih meninggalkan grup itu. Ratna kemudian berkarir di Jakarta menjadi pemeran-pemeran drama di TVRI. 

Baca juga: Ini 5 Alasan Hakim Jatuhkan Vonis 2 Tahun untuk Ratna Sarumpaet

Ratna tak melupakan cita-citanya ingin menjadi sutradara. Berkat bantun sang suami, Ratna pun membentuk grup teater bernama Satu Merah Panggung. Grup ini berhasil menyewa salah satu panggung di Taman Ismail Marzuki.

Pada 1974, grup ini pun mementaskan Rubayat Omar Khayam yang kemudian banyak dikenal orang. Grup ini kemudian memainkan karya klasik seperti Hamlet hingga Othello yang membuat namanya kian besar.

Meski Ratna sangat menikmati perannya sebagai sutradara teater, namun ia tak menampik kehidupan di dunia teater tak sebanding dengan penghasilan yang didapatkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com