JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pedagang kerak telor belum lama ini menjadi perbincangan di dunia maya lantaran masuk vlog mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Mereka bertemu saat Ahok berkunjung ke Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/7/2019) lalu.
Dia adalah Faisol, pedagang kerak telor yang sudah berdagang di Lapangan Banteng sejak 1977.
Baca juga: Cerita Pedagang Kerak Telor yang Bertemu Ahok, Mengenang Masa Kejayaannya di Balai Kota...
Meski Faisol sudah lama berdagang di Lapangan Banteng, namun ia mengaku masih was-was untuk menjajakan kerak telor di sana.
Sebab, apabila ada Satpol PP, ia kerap diincar untuk ditertibkan. Sudah menjadi makanan sehari-harinya ditertibkan oleh Satpol PP.
Bahkan Faisol kerap bolak-balik pengadilan negeri untuk sidang dan menebus keranjang kerak telornya yang disita petugas.
"Ya begitu aja kerjaan saya, diangkut, sidang jualan lagi. Diangkat, sidang, jualan lagi. Kalau enggak gitu, mau makan apa emang," ujarnya.
Meski dagangannya kerap dibawa oleh petugas Satpol PP, ia tetap muncul lagi di Lapangan Banteng.
"Saya mah ikutin prosedurnya, kalau emang diangkut ya angkut aja. Terus saya balik lagi deh jualan di sini, kalau enggak gitu mau makan apa? Terus sekolah anak saya bagaimana?” ujarnya.
Tak dimungkiri, dari jualan kerak telor inilah Faisol bisa menyekolahkan tiga anaknya. Bahkan dua anaknya sedang mengenyam kuliah di universitas swasta terkenal di Jakarta.
"Anak saya ada tiga, satu udah lulus S2, satu lagi jurusan Teknik Mesin, satu lagi masih di SD sekolah Meranti," kata Faisol.
Ia mengatakan, hanya dengan kerak telor lah ia bisa sukses menyekolahkan anak-anaknya.
Baca juga: Kata Pedagang Kerak Telor yang Diajak ke Maroko, Ahok Bawa Hoki
Faisol berharap pemerintah Provinsi DKI Jakarta, menyiapkan tempat khusus bagi pedagang-pedagang yang ada di Lapangan Banteng.
"Saya berharapnya pemerintah bikin satu pendopo gitu, lalu kami bisa berjualan di sana. Kasihan kan pedagang di sini semua telantar," kata Faisol dengan menunduk.
Ia mengatakan, Lapangan Banteng akan lebih resik apabila para pedagang ditata.
"Jadi kayak kantin aja, gitu. Jadi kalau misalkan pengunjung datang cari makan bisa langsung ada tempatnya, semacam kantin," saran Faisol.
Selain itu, Faisol juga berharap pelestarian kebudayaan Betawi ada di Lapangan Banteng ini.
Sehingga apabila orang dari luar Jakarta ke Lapangan Banteng bisa juga menikmati bagaimana budaya Betawi khas Jakarta dilestarikan.
"Jadi kaya wisata Balai Kota dulu aja, ada banyak makanan sambil menampilkan budaya-budaya betawi seperti lenong, ondel-ondel di sini," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.