JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan jalan Tol Kunciran-Bandara Soekarno Hatta terus berjalan. Namun, ternyata pembangunan itu membuat satu sekolah terkepung beton dan debu.
Sekolah itu adalah SMP Negeri 21 Kota Tangerang. Sudah tiga bulan terakhir, rupa sekolah itu tidak seperti dulu.
Dari depan Jalan Halim Perdana Kusuma, sekolah itu terlihat kecil. Dikepung oleh tumpukan tanah setinggi 2 hingga 3 meter.
Beton-beton terlihat dibangun di dekat sekolah. Para pekerja proyek juga terlihat sibuk mondar-mandir di depan sekolah itu.
Baca juga: Ada Pengerjaan Jembatan Kunciran Junction, Tol Kunciran Ditutup
Dekat gerbang, terlihat tulisan, "hati-hati ada pengerjaan proyek" dan "hati-hati jalan licin".
Ketika masuk ke sekolah, terlihat debu ada di mana-mana, hingga masuk dan menyelinap ke ruang-ruang kelas.
Saat ditemui di lokasi, Pelaksana Harian (Plh) Kepala Sekolah SMPN 21 Kota Tangerang, Sarnoto memperlihatkan debu-debu tebal itu.
"Setiap hari, ini dibersihkan, kami siram halaman, sapu ruangan, tetap saja namanya ada tumpukan tanah segede gunung gitu," kata Sarnoto pada Jumat (12/07/2019).
Beruntung, siswa sekolah itu masih dalam masa libur sekolah. Namun, kekahwatiran akan kesehatan murid diungkapkan oleh Sarnoto, sebab Senin mendatang sekolah sudah kembali melakukan aktivitas belajar-mengajar.
"Anak-anak sebenarnya April lalu, waktu awal pembangunan sudah merasakan debu-debu ini. Tapi, habis itu liburan sekolah. Besok mereka masuk, pembangunan kan masih berjalan," ujar Sarnoto.
Baca juga: Pengemudi Honda Jazz Panik Dilarang Masuk Tol Kunciran karena Ingin Antar Anaknya UN
Pembangunan dilakukan tanpa pemberitahuan
Sarnoto mengungkapkan bahwa sejak awal pembangunan tidak ada pemberitahuan secara langsung maupun tidak langsung dari pengampu proyek yaitu PT Wijaya Karya (WIKA).
"Enggak ada, ya, tiba-tiba saja dibangun. Sebenarnya saya enggak masalah, yang penting masalah debu-debu ini cepat ada solusi, juga kalau bisa pembangunannya dipercepat," kata Sarnoto.
Terkait debu, WIKA mengabulkan permintaan penyiraman halaman depan gerbang pada Rabu (10/07/2019).
Baca juga: Konstruksi Tol Kunciran-Cengkareng Capai 4 Persen
Kata Sarnoto, itu pertama dan terakhir kalinya akhirnya WIKA melakukan penyiraman untuk mengurangi debu.
"Tapi, kalau di dalam sekolah ya guru-guru dan saya sendiri ini yang siram," kata Sarnoto.
Dia berharap, kalaupun pembangunan tetap harus dilakukan, WIKA bersedia memberikan bantuan masker untuk muridnya.
Sebab, jika tidak dia khawatir murid-muridnya akan terkena masalah pernapasan karena debu yang mengepung sekolah itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.