JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Harian (Plh) Kepala Sekolah SMP Negeri 21 Kota Tangerang Sarnoto mengungkap bahwa selama proyek Tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta, kesehatan murid dan guru di sekolah itu terganggu.
Bersin dan batuk sudah menjadi kondisi biasa di sekolah itu. Bahkan, kegiatan belajar mengajar kadang terganggu karena murid-murid yang bersin dan batuk.
"Sebelum libur, anak-anak itu sudah merasakan debu proyek ini. Bersin, batuk sudah biasa. Kalau pulang sekolah pada piket, tapi ngeluh juga anak-anak itu," kata Sarnoto saat ditemui Kompas.com pada Jumat (12/07/2019).
Baca juga: Pembangunan Tol Kunciran-Bandara Soekarno Hatta Kepung SMPN 21 Kota Tangerang
Bukan hanya debu, saat hujan turun jalanan menjadi licin akibat material tanah proyek.
Sarnoto mengungkapkan, pernah suatu ketika para murid harus jalan kaki sejauh 1 kilometer karena angkutan umum tak mampu menjangkau hingga ke depan sekolah karena jalanan yang ambles.
"Itu rok sama celana anak-anak sampai jeblok-jeblok, enggak tega saya lihatnya. Mereka jalan 1 kilometer, sampai sekolah sepatu sudah tanah semua," katanya.
Oleh karena itu, Sarnoto melarang guru untuk memarahi para siswa yang telat karena alasan-alasan itu. Sebab, murid telat bukan karena kemauannya, melainkan karena pembangunan proyek.
Kalau ada guru yang marahi murid karena telat, karena kebanjiran itu, saya yang akan marahi guru itu," kata Sarnoto.
Baca juga: Terkepung Proyek Tol, SMPN 21 Kota Tangerang Terancam Tak Ikut Adiwiyata Tingkat Nasional
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.