JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Manajemen Ancol Taman Impian memberi tanggapan terkait ucapan Polisi yang menyebutkan adanya kelemahan pada keamanan mereka.
Departemen Head Corporate Communication PT Pembangunan Jaya Ancol Rika Lestari mengatakan, pihaknya selalu menyiagakan petugas keamanan internal setiap harinya.
"Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan Ancol menyediakan tenaga petugas keamanan internal selama 24 jam," kata Rika melalui pesan singkatnya Jumat (12/7/2019).
Ia juga menegaskan bahwa pihak manajemennya memiliki kebijakan untuk tidak menjual minuman keras di setiap restoran maupun cafe yang ada di dalam Ancol Taman Impian.
Ketika ditanyai mengenai apakah ada pemeriksaan terkait barang bawaan yang dibawa pengunjung Rika tak menjawab secara lugas.
"Sebagai kawasan rekreasi keluarga, Manajemen Ancol mengedepankan aspek kenyamanan bagi pengunjungnya. Maka jika terdapat hal-hal yang dirasa tidak baik dan meresahkan, petugas keamanan akan bertindak sesuai SOP yang telah ditentukan," jawabnya.
Baca juga: Sambil Piknik, Warga Tonton Rekonstruksi Kasus Pembunuhan di Ancol
Berdasarkan pantauan Kompas.com di Pintu Barat Ancol Taman Impian, memang tak ada pemeriksaan yang dilakukan kepada pengunjung. Petugas hanya memberikan pelayanan tiket kepada pengunjung yang ingin memasuki kawasan Ancol.
Selain itu, ketika disinggung mengenai pemeriksaan badan atau pemindai logam (metal detector) pintu masuk Ancol, Rika menjawab akan meningkatkan keamanan di sana.
"Kami akan terus meningkatkan pelayanan serta kenyamanan pengunjung dengan sistem keamanan yang baik, dan tentu saja terus melakukan komunikasi dan kolaborasi dengan pihak kepolisian," jelasnya.
Sebelumnya Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto mengatakan ada kelemahan pada kemanan di tempat rekreasi Ancol Taman Impian sehingga kasus pembunuhan Hilarius Ladja (31) di pantai Beachpool bisa terjadi.
Baca juga: Terjadi Kasus Pembunuhan, Polisi Sebut Ada Kelemahan di Pintu Masuk Ancol
"Ada beberapa kelemahan atau pintu atau kebocoran yang mungkin bisa saja menjadi pintu masuk mereka. Nah ini tentunya menjadi perhatian kita," ucap Budhi.
Ucapan Budhi ini merujuk pada kasus penusukan Hilarius Ladja (31) yang terjadi pada 30 Juli 2019.
Kala otu Hilarius ditikam oleh Jadri (27) atas perintah Alfredo (30) alias Apet karena kesal dengan ucapan-ucapa korban saat mereka sedang mabuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.