JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua KPAI Rita Pranawati mengatakan, pihak SMP Negeri 21 Kota Tangerang, yang kini terkepung proyek tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta, harus proaktif berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan Kota Tangerang dan pihak pengembang.
Menurut Rita, semua pihak harus meminimalkan dampak kesehatan terutama bagi para murid sekolah itu.
"Terganggu pasti, tapi bagaimana itu bisa direduksi. Termasuk jalan akses masuk dan tempat mereka jajan. Harus diukur juga debunya seberapa, level yang bisa ditoleransi, kalau tidak kan kasiahan anak-anak," kata Rita saat dihubungi Kompas.com pada Sabtu (13/07/2019).
Dia menyarankan, agar anak-anak tidak terlalu terkontaminasi debu, jadwal pembangunan tidak berbarengan dengan kegiatan belajar-mengajar.
"Misal, kalau siang nggak pengerjaan dulu. Itu bagian dari solusi yang harus dibicarakan. Pengerjaannya bagaimana, apakah yang bagian dekat sekolah itu bisa dikerjakan malam hari," lanjut dia.
Pembangunan tol di dekat sekolah itu tetap dilaksanakan. Namun, sekolah itu jadi terkepung material pembangunan tol.
Gunung tanah setinggi 2-3 meter di dekat sekolah menjadi yang paling menganggu. Sebab, saat angin berhembus, debu dan tanah masuk ke dalam area sekolah.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Sekolah SMP Negeri 21 Kota Tangerang Sarnoto mengatakan, proyek Tol itu menganggu kesehatan murid dan guru di sekolah itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.