Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Persen Pelajar di SMAN dan SMKN Unggulan di Jakarta Punya Ide Bunuh Diri

Kompas.com - 14/07/2019, 09:43 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Heru Margianto

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Sebanyak 5 persen pelajar dari SMAN dan SMKN terakreditasi A di DKI Jakarta memiliki ide bunuh diri. Temuan ini didapat psikiater dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ setelah menyurvei 910 pelajar.

“Dalam penelitian ini ditemukan beberapa faktor risiko yaitu pola pikir abstrak yang menimbulkan perilaku risk-taker (berani mengambil risiko), transmisi genetik yang dapat menimbulkan sifat agresif dan impulsif, memiliki riwayat gangguan jiwa lain, lingkungan sosial yang tidak mendukung, dan penyalahgunaan akses internet yang merupakan beberapa alasan remaja memiliki ide bunuh diri,” kata Noriyu, panggilan akrab Nova,  di Universitas Indonesia, Kamis (12/7/2019).

Survei mendapat, pelajar yang terdeteksi berisiko bunuh diri memiliki risiko 5,39 kali lipat lebih besar karena faktor umur, sekolah, gender, pendidikan ayah, pekerjaan ayah, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, status cerai orang tua, etnis, keberadaan ayah, keberadaan ibu, kepercayaan agama, depresi, dan stresor (penyebab stres).

Baca juga: Mengapa Masih Ada Orang yang Melakukan Bom Bunuh Diri? Sains Jelaskan 

Noriyu menjelaskan, pada fase remaja terjadi perkembangan yang ditandai oleh perubahan fisik, psikologis, kognitif, dan sosial.

Pada fase middle adolescence (pertengahan masa remaja yaitu usia 14-18 tahun), remaja berpikir secara abstrak tetapi juga mempunyai keyakinan tentang keabadian (immortality) dan kedigdayaan (omnipotence) sehingga mendorong timbulnya perilaku risk-taking.

“Pada fase risk taking ini, remaja lebih memiliki pola pikir abstrak sehingga dapat tertantang untuk mencoba segala hal, termasuk ke arah pola hidup yang tidak baik, seperti penggunaan tembakau dan alkohol, bereksperimen dengan narkotika, psikotropika dan zat adiktif, aktivitas seksual yang tidak aman, pola makan yang buruk, dan kenakalan remaja," kata Noriyu.

Perilaku risk-taking akan berdampak terhadap morbiditas (kondisi tidaks sejahtera secara fisik, psikis, dan sosial), fungsi, dan kualitas hidupnya pada saat dewasa. Situasi ini terjadi tentu jika hidup remaja tersebut tidak berakhir pada mortalitas (kematian prematur) akibat perilaku risk-taking tersebut.

Penelitian Noriyu sebelumnya yang dilakukan bersama Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza (P2MKJN) Kementerian Kesehatan pada 2015 mendapatkan angka lebih besar.

Dari 1.014 sampel ditemukan 19 persen memiliki ide bunuh diri tapi tidak melakukan dan 1 persen yang serius ingin melakukan bunuh diri.

Pita kuning adalah simbol upaya pencegahan bunuh diri.SHUTTERSTOCK Pita kuning adalah simbol upaya pencegahan bunuh diri.

Pada tahun yang sama, Kementerian Kesehatan juga melakukan penelitian yang disebut Global School-Based Student Health Survey (GSHS) terhadap 10.837 pelajar SMP dan SMA yang dikategorikan sebagai umur remaja.

Hasilnya, 5,2 persen memiliki ide bunuh diri, 5,5 persen sudah memiliki rencana bunuh diri, dan 3,9 persen sudah melakukan percobaan bunuh diri.

Baca juga: Sering Jadi Pemicu Bunuh Diri, Kenali Gejala Depresi Berikut

Data WHO Global Estimates 2017 menunjukkan kematian global akibat bunuh diri yang tertinggi berada pada usia 20 tahun, terutama pada negara yang berpenghasilan rendah dan menengah dan di tahun 2016.

WHO mencatat bahwa kematian pada remaja laki-laki usia 15-19 tahun disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, kekerasan inter-personal, dan menyakiti diri sendiri. Sementara, pada perempuan disebabkan oleh kondisi maternal dan menyakiti diri sendiri.

Menurut Riset Kesehatan Dasar 2013, pada sampel populasi usia 15 tahun ke atas sebanyak 722.329, prevalensi keinginan bunuh diri sebesar 0,8 persen pada laki-laki dan 0,6 persen pada perempuan.

Selain itu, keinginan bunuh diri lebih banyak terjadi di daerah perkotaan daripada di desa.

"Bunuh diri di kalangan remaja semakin banyak terjadi," ujar Noriyu.

Hubungi 119

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek dalam sebuah kesempatan pernah mengungkapkan kekhawatirannya mengenai fenomena bunuh diri. 

Ia menyarankan agar masyarakat saling menjaga dan mengingatkan orang di lingkungannya untuk tidak melakukan hal tersebut.

Jika membutuhkan bantuan untuk konsultasi, masyarakat bisa menghubungi layanan gawat darurat melalui sambungan telepon 119. Baca juga: Pesan Menkes: Hubungi Nomor Ini jika Lihat Potensi Orang Ingin Bunuh Diri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Tangerang 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Tangerang 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Wilayah Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Wilayah Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com