JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Kalideres Muhammad Fahmi mengaku kewalahan mengawasi para pencari suaka yang ada saat ini ditampung di eks Gedung Kodim, Kalideres, Jakarta Barat.
"Sebenarnya gini, mereka tuh sama kita bandel, kita mengharapkan UNHCR di sini. Karena mereka dengar UNHCR, kalau sama kita enggak. Sama UNHCR patuh. Kita tidak dianggap," kata Fahmi saat ditemui wartawan di eks Kodim, Minggu (14/7/2019).
Fahmi mengatakan, pihaknya hanya bisa mengimbau para pencari suaka untuk tidak meninggalkan lokasi tersebut, namun mereka tetap berkeliaran di luar halaman eks Gedung Kodim.
Baca juga: Memindahkan Pencari Suaka dari Trotoar ke Tempat yang Lebih Manusiawi...
Fahmi mengatakan, pihak UNHCR hanya datang di hari pertama dan kedua saat para pencari suaka dipindahkan ke bekas Gedung Kodim. Setelah itu, kata Fahmi, tak ada pihak UNHCR yang berjaga di lokasi tersebut.
"Kami dari Kelurahan menempatkan orang 24 jam di sini, karena saya bertanggungjawab sama warga saya. Kalau ada apa-apa, saya dapat langsung monitor," ujarnya.
Terkait penolakan yang dilakukan warga sekitar, Fahmi mengaku akan melakukan pendekatan kembali ke warganya.
Ia juga akan memberikan pemahaman kepada para pencari suaka untuk tidak berkeliaran di sekitar lokasi.
"Ini juga kita (pasang) spanduk pemberitahuan. Kemudian kita berharap teman-teman dari Satpol PP untuk mengimbau pada yang ada di luar ini untuk bisa masuk dan tidak berkeliaran," tuturnya.
Sebelumnya warga kompleks Daan Mogot baru, Kalideres menolak wilayah mereka ditempati para pencari suaka.
Penolakan itu diwujudkan warga dalam bentuk spanduk yang terpasang di depan eks Kodim. spanduk itu bertuliskan "KAMI WARGA KOMPLEK DAAN MOGOT BARU MENOLAK TEMPAT PENAMPUNGAN IMIGRAN DI KOMPLEK KAMI."
Baca juga: Warga Kalideres Tolak Penampungan Pencari Suaka di Gedung Eks Kodim
Jantoni, Ketua RT 005 Kelurahan Kalideres mengatakan spanduk-spanduk itu dipasangi oleh warga sekitar karena tidak setuju para pencari suaka ditempaktkan di lokasi tersebut.
Ia mengatakan keberadaan para pencari suaka tersebut mengganggu warga sekitar.
"Pasti ganggu. Masalahnya waktu hari pertama sudah ada warga yang naik mobil di ketuk ketuk. Katanya cuma di dalem tapi pada keluar. Malah ada yang duduk dan tidur di emperan ruko. Saya bisa ngomong karena kontrol dan liat sendiri," kata Jantoni saat ditemui wartawan, Minggu.