Kata ondel-ondel sendiri baru populer di era 70-an ketika lagu “Ngarak ondel-ondel” ciptaan Joko dari Surabaya dipopulerkan oleh Benyamin Sueb.
Kata ondel-ondel diduga berasal dari “gondel-gondel”, gerakan yang dibuat saat mengarak ondel-ondel.
Benyamin yang tergolong Betawi tengah, berperan besar dalam mendefinisikan ondel-ondel yang kita kenal sekarang.
“Betawi tengah meski jumlahnya lebih sedikit tapi dominasinya dalam hegemoni kebudayaan besar. Mereka lebih punya akses bahkan dalam penentuan identitas kebetawian, seperti Lembaga Kebudayaan Betawi,” ujar Ayu.
Pada era yang sama, tampilan ondel-ondel juga berubah karena keinginan Gubernur Ali Sadikin.
Bang Ali meminta agar ondel-ondel yang tadinya bermuka seram, dibuat lebih halus dan ramah agar mudah diterima masyarakat. Ia ingin ondel-ondel dijadikan identitas betawi.
Kenapa awalnya ondel-ondel berwajah seram? Baca: Cerita di Balik Wajah Ondel-ondel yang Seram dan Mata di Hati...
“Tampilan ondel-ondel sekarang menjadi tampilan bagaimana terbukanya orang Betawi yang jenaka, yang diwakili ibarat abang none versi boneka. Yang tadinya seram jadi cantik,” kata Ayu.
Berbagai negosiasi dan kompromi yang menggeser fungsi ondel-ondel ini, kata Ayu, bakal terus terjadi.
Fenomena ondel-ondel ngamen dengan kaset dan speaker yang kita lihat saat ini pun merupakan kompromi dari kelompok Betawi yang punya kebutuhan ekonomi untuk dipenuhi.
Kebutuhan perut adalah belief paling terkini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.