JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat tata kota Yayat Supriatna merespons rencana Pemprov DKI merevitalisasi kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Dia menyarankan agar kawasan Kemang bisa dibuat lebih hidup di malam hari dengan mengadakan semacam festival kebudayaan.
Festival tersebut nantinya diharapkan akan menjadi daya tarik masyarakat untuk berkunjung ke Kemang.
"Bisa dibuat festival musik, ada orang main arumba, atau festival tarinya di sepanjang jalan Kemang. Jadi malam hari tuh Kemang jadi kawasan hidup, kawasan budaya. Jadi dia ada ruang pedestrian, ada ruang seni yang dibangun," ujar dia saat dihubungi di Jakarta, Selasa (16/7/2019).
Baca juga: Hal yang Perlu Diperhatikan jika Kemang Mau Jadi Kawasan Ramah Pejalan Kaki
Masih kata Yayat, hal tersebut juga dapat menutup kemungkinan adanya praktik parkir liar dan pedagang kaki lima (PKL) yang beroperasi di trotoar.
Tentu saja penerapan tersebut harus dibarengi dengan larangan kendaraan pribadi masuk ke area Kemang.
"Kalau perlu di Kemang itu dibatasi kendaraanya, yang boleh lewat hanya bus saja," ucap dia.
"Jadi kemang itu jadi destinasi wisata. Jadi bukan sekadar kemang buat melebarkan pedestrian saja. Jadi buatlah nilai tambah dari pembangunan pedestrian itu," tambah dia.
Baca juga: Nasibmu Kemang Food Festival, Dulu Berjaya Kini Ditutupi Seng Tua
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.