Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Dua Pekerja Proyek yang Tewas di Cakung Tolak Jenazah Diaotopsi

Kompas.com - 17/07/2019, 13:58 WIB
Dean Pahrevi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga dua pekerja proyek Jakarta Garden City (JGC) bernama Agus dan Ahmad Riyono yang ditemukan tewas di kontrakannya di wilayah Cakung, Jakarta Timur, menolak kedua jenazah untuk diautopsi.

Kanit Reskrim Polsek Cakung AKP Tom Sirait mengatakan, pihak kedua keluarga langsung membawa jenazah keduanya ke kampung halaman di daerah Batang, Jawa Tengah dan Pekalongan, Jawa Tengah.

"Iya pihak keluarga nolak diautopsi karena dugaannya kan meninggalnya karena sakit kebanyakan minum minuman berenergi," kata Tom kepada Kompas.com, Rabu (17/7/2019).

Baca juga: Dua Pekerja Proyek Ditemukan Tewas di Kontrakannya di Cakung

Tom menjelaskan, kedua korban diduga tewas karena berlebihan meminum minuman berenergi.

Sebab, saat ditemukan tewas di kontrakannya, ditemukan juga delapan bungkus minuman berenergi yang sudah terpakai.

"Iya korban diduga tewas karena sakit minum kebanyakan minuman berenergi itu. Minumnya berlebihan satu pak diminum berdua, dan mereka enggak keluar-keluar dari kontrakan buat makan seharian," ujar Tom.

Baca juga: Dua Pekerja Proyek di Cakung Tewas Diduga karena Berlebihan Minum Minuman Berenergi

Dalam hasil penyelidikan, pihaknya juga tidak menemukan tanda tindak kekerasan pada tubuh dua jenazah.

"Penyelidikan juga kita tutup karena jelas korban tewas bukan karena kekerasan tapi dugaannya sakit," ujar Tom.

Adapun sebelumnya, dua korban itu ditemukan tewas di dalam kontrakannya pada Selasa (16/7/2019) pukul 07.00 WIB kemarin oleh mandor mereka.

Sang mandor curiga karena kedua korban tidak datang bekerja sehingga dicek langsung ke kontrakannya.

Saat mandor tiba di kontrakan, dia menemukan Ahmad sudah tewas terbaring di kasur dengan mulut berbusa dan Agus tergeletak di depan pintu kontrakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com