Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UNHCR Kekurangan Dana untuk Bantu Pencari Suaka di Indonesia

Kompas.com - 17/07/2019, 16:07 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perwakilan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) di Indonesia, Thomas Vargas mengungkapkan pihaknya memiliki keterbatasan dana untuk membantu para pencari suaka di Indonesia.

Apalagi UNHCR harus memprioritaskan untuk membantu pencari suaka yang paling rentan dan paling membutuhkan.

Hal ini disampaikan untuk menanggapi persoalan pencari suaka di Jakarta.

Pemprov DKI Jakarta telah memindahkan para pencari suaka yang telah menginap berhari-hari di trotoar Jalan Kebon Sirih.

"UNHCR melakukan segala yang kami bisa untuk membantu para pencari suaka, kami punya dana yang terbatas. Dengan dana kita yang terbatas, kita (sudah membantu) pencari suaka sebesar 300 atau 400 pencari suaka. Tapi kita sadar bahwa kebutuhan mereka melebih dana atau yang kami miliki," ucapnya daat ditemui di Gedung UNHCR, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (17/7/2019).

Baca juga: Pemprov DKI Perpanjang Bantuan untuk Pencari Suaka di Penampungan Kalideres

Untuk itu UNHCR bekerjasama dengan berbagai pihak termasuk pemerintah dan pihak lain seperti Dompet Dhuafa, Tzu Chi Foundation, Palang Merah Indonesia (PMI) dan International Organization for Migration (IOM).

Ia merasa bersyukur lantaran pemerintah Indonesia mau menyediakan tempat dan solusi sementara waktu bagi para pencari suaka.

"Ada berbagai solusi tergantung dari kesempatan yang pemerintah di seluruh dunia sediakan dan kita bersyukur kepada pemerintah Indonesia yang membolehkan para pencari suaka untuk tinggal di sini dengan aman sampai kita bisa mendapatkan solusi untuk mereka," kata dia.

Dari total bantuan dan dana yang dibutuhkan oleh UNHCR, baru sekitar 29 persen dana yang masuk.

Hal ini membuat UNHCR masih membutuhkan banyak dana untuk bisa membantu para pencari suaka.

Baca juga: Ketika Para Pencari Suaka Mendapat Penolakan dari Warga di Tempat Penampungan

"Sekarang baru sekitar 29 persen dari budget yang kita (targetkan). Itu kurang dari setengahnya, dan seperti yang sudah saya bilang, mengingat adanya krisis pencari suaka global di seluruh dunia, sangat jelas bahwa kebutuhan mereka melebihi sumber daya yang ada," ujarnya.

Sebelumnya, para pencari suaka yang sudah berhari-hari menetap di trotoar Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, dipindahkan ke Lapangan Eks Kodim di Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (11/7/2019).

Pelaksana harian Gubernur DKI Jakarta Saefullah mengatakan, gedung tersebut merupakan aset Pemprov DKI.

"Ke Lapangan Eks Kodim di Kalideres, ada di aset kita," ujar Saefullah di Jalan Kebon Sirih.

Saefullah menyampaikan, Pemprov DKI menyiapkan tenda-tenda untuk tempat tinggal para pencari suaka. Pemprov DKI juga menyediakan fasilitas mandi, cuci, dan kakus (MCK).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com