KOMPAS.com – Konon, lebih mudah mencari nilai A daripada mencari tempat parkir di kampus Universitas Indonesia (UI), Depok. Itu canda warganet yang pernah punya pengalaman betapa susahnya mencari tempat parkir di Kampus UI.
Mencari parkir di kampus Universitas Indonesia, Depok, memang tak pernah mudah. Di lahan seluas 320 hektar, mahasiswa, dosen, dan warga berebut lahan parkir setiap pagi.
"Gue pernah lihat anak Fakultas Ekonomi markir mobilnya di FISIP terus dia ke Fakultas Ekonominya naik bis kuning lagi," kata Jarpul, mahasiswa FISIP UI, Selasa (16/7/2019).
Hal yang sama diungkapkan Chandra Kirana. Dosen FISIP yang gonta-ganti antara membawa mobil dengan naik kereta ini menyebut lalu lintas di kampus UI kerap tersendat di jam sibuk. Ia meyakini banyak pihak selain sivitas UI yang numpang parkir
"Ada situasi beberapa orang non-UI yang pakai KRL numpang parkir di sekitar UI dan memanfaatkan parkir murah di UI. Kalau sore hari jam 16.00-17.00 atau saat bubar kantor, pintu gerbang UI macet luar biasa," kata Kicky.
Kondisi ini sudah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir. Keberadaan ojek dan taksi online juga memperparah beban kendaraan di dalam UI.
Atas dasar itu, UI kemudian berupaya membatasi kendaraan dengan menerapkan akses masuk berbayar. Tadinya, akses masuk berbayar hanya berlaku bagi mobil.
Namun kini, UI juga akan mengenakan tarif bagi motor yang melintas. Pihak universitas menggandeng Secure Parking untuk mengelola aksesnya.
Baca juga: Polemik Penerapan Parkir Berbayar UI, dari Mana Awalnya?
"Implementasi Sistem Parkir dan Masuk UI merupakan upaya kampus mengendalikan jumlah kendaraan di dalam lingkungan UI sebagai bentuk semangat pengelolaan lingkungan UI yang hijau, ramah lingkungan, aman dan nyaman," tulis Kepala Kantor Humas dan KIP UI Rifelly Dewi Astuti dalam siaran persnya.
"Kami juga ingin meningkatkan keselamatan lalu lintas bagi sivitas akademika UI serta kemudahan dalam mengevaluasi keselamatan berlalu lintas. Lebih lanjut, diharapkan dengan adanya pengendalian jumlah kendaraan, maka lahan parkir akan dimanfaatkan bagi yang seyogyanya berhak," lanjut dia.
Sayangnya, langkah ini diprotes mahasiswa. Mereka merasa kebijakan ini diterapkan tanpa memikirkan dampaknya bagi mahasiswa, warga, dan ojek yang beroperasi di UI.
Baca juga: Ini Tuntutan Aksi Demo Tolak Penerapan Secure Parking di Universitas Indonesia
Terbukti dalam uji coba yang digelar pada Senin (15/7/2019), antrean panjang mengular di gerbang utama (gerbatama). Baik akses masuk untuk mengambil tiket maupun keluar untuk membayar, membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya. Padahal, saat ini sedang tak ada perkuliahan
"Chaos banget macet-nya padahal kegiatan kampus belom mulai. Sedangkan (nanti) yang kelas jam 08.00 tuh banyak banget dan sebelum adanya pintu parkir berbayar pun udah macet," kata Jarpul.
Sementara itu, Chandra menilai kebijakan ini belum diperhitungkan dengan baik. Menurut dia, tujuan kebijakan ini belum jelas dan belum disosialisasikan dengan baik.
"Hari pertama uji coba ini, kelihatan kok banyak yang enggak ngeh atau belum siap. Artinya sosialisasi masih belum jalan kan," kata Kicky.
Belum diketahui bagaimana kebijakan ini bakal mengentaskan masalah, alih-alih menambah kemacetan seperti sekarang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.