Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transportasi Kampus UI Depok, dari Bus Kutu ke Secure Parking

Kompas.com - 18/07/2019, 07:00 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Heru Margianto

Tim Redaksi

Angkutan umum, seperti angkot hanya beroperasi hingga pukul 20.00, setelah itu angkutan yang ada adalah becak dengan tarif Rp 800 atau ojek, dengan tarif Rp 500, sampai ke Depok 1. Namun, mendapatkan kedua angkutan itu juga tidak mudah.

Dari data yang ada, jumlah rumah pemondokan mahasiswa tercatat 602 bangunan, yang tersebar di Desa Kukusan, Desa Kemiri Muka, dan desa Pondok Cina yang terletak di sebelah utara Kampus UI.

Batasi kendaraan

Seiring dengan pertumbuhan jumlah mahasiswa, kendaraan yang melintas di UI pun semakin banyak. Dua dekade kemudian, banyaknya kendaraan ini mulai disadari pihak rektorat.

Pada 2015, Universitas Indonesia berencana membuat lingkungan kampus tersebut steril dari kendaraan bermotor, baik sepeda motor maupun mobil.

Rencana sterilisasi kendaraan bernotor tersebut akan diterapkan setelah UI membangun tiga gedung parkir di luar lingkungan kampus.

Pembangunan gedung parkir waktu itu dalam tahap perencanaan dan diharapkan mulai dipikirkan dan direalisasikan dalam satu atau dua tahun mendatang.

"Dengan gedung parkir di luar lingkungan kampus, mahasiswa dan dosen atau masyarakat yang datang ke UI harus memarkir kendaraan di gedung parkir tersebut, kemudian menyambung dengan bus kuning atau sepeda yang telah disediakan," kata Gunawan Tjahjono, peneliti UI GreenMetric, di Kampus UI, Depok, 16 Januari 2015, sebagaimana dikutip dari Warta Kota.

Gedung parkir itu akan dibangun di tiga lokasi, yakni di bagian barat, utara, dan timur. Kapasitas masing-masing gedung sebanyak 3.000 kendaraan. Dengan demikian, total kendaraan yang dapat tertampung sebanyak 9.000 unit.

"Dengan adanya kantong-kantong parkir yang ada sekarang memang tidak baik. Jadi banyak kendaraan yang masuk dan itu sama saja menambah emisi gas karbon," kata Gunawan.

Kalaupun ada kendaraan yang terpaksa harus masuk ke lingkungan kampus, maka akan disiasati dengan sistem pembayaran sesuai waktu parkir.

Saat itu sistem parkir kendaraan masih berlaku sama. Untuk roda empat dikenakan Rp 2.000 tiap kali masuk dan Rp 1.000 untuk roda dua di parkiran masing-masing fakultas.

"Nantinya akan diberlakukan tarif per jam," katanya.

Namun wacana ini tak kunjung diwujudkan. Gedung parkir yang dijanjikan tak kunjung dibangun. Namun UI tetap menerapkan tarif masuk per jam. Kebijakan itu tengah diuji coba dan menuai penolakan dari banyak pihak, terutama mahasiswa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com