Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Planetarium Siasati Polusi dan Gedung Tinggi di Jakarta demi Melihat Bintang

Kompas.com - 18/07/2019, 10:40 WIB
Anastasia Aulia,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.COM - Mempelajari langsung astronomi yang berkaitan dengan angkasa memerlukan kondisi udara yang bersih dan gelap.

Namun, di Jakarta kedua kondisi itu cukup sulit untuk didapatkan lantaran padatnya penduduk dan tingginya pembangunan di kota metropolitan.

Lalu bagaimana siasat Planetarium dan Observatorium Jakarta yang terletak di Cikini Raya agar tetap bisa melakukan observasi dan pengamatan benda-benda langit?

Menurut Satuan Pelaksana Teknik Pertunjukan dan Publikasi Planetarium dan Observatorium Jakarta, Eko Wahyu Wibowo, Rabu (17/7/2019), pihaknya mengandalkan rotasi bumi dan perhitungan astronomi untuk mengamati langit.

"Kalau dulu kan kita acak saja jam pengamatannya, tapi sekarang benar-benar harus kita hitung. Kalau enggak nanti tertutup, jadi bagaimana caranya kita tunggu sampai (benda-benda langit) melewati gedung-gedung (tinggi) itu," ujar Eko.

Baca juga: 23 Tahun Alat Tak Diganti, Planetarium Jakarta Menunggu Revitalisasi

Ia memaparkan beberapa benda langit masih ada yang cukup terang untuk diobservasi dengan teleskop. Seperti bulan, planet Jupiter, planet Saturnus, dan planet Mars.

Namun, untuk mengamati rasi bintang, Planetarium dan Observatorium Jakarta biasa melakukan pengamatan di luar kota yang masih memiliki udara bersih dan gelap.

"Untuk bintang-bintang yang cahayanya sudah redup, kita selenggarakan di luar daerah. Besok kita akan adakan star party, paling dekat di Bogor. Pernah di Dieng dan Pasuruan, kita mencari tempat yang betul-betul gelap," kata Eko.

Ia mengatakan, biasanya remaja hingga dewasa adalah mereka yang paling berminat melakukan pengamatan benda langit. Sementara untuk pertunjukan ruang angkasa memiliki segmen anak-anak usia 13 tahun ke bawah.

Baca juga: Saksikan Gerhana Bulan Sebagian di Plaza Teater Planetarium dan Observatorium Jakarta

"Kemarin ada gerhana bulan sebagian, itu ada 500 orang hadir dari sore sampai subuh," kata Eko.

Sementara untuk jumlah kunjungan umum Planetarium dan Observatorium Jakarta pada akhir pekan bisa mencapai 1.300 orang. Namun, jumlah ini menurun dari tahun-tahun sebelumnya akibat pertunjukan yang hanya dilangsungkan dua kali dalam sehari.

"Dulu bisa sampai 2.000 orang saat Sabtu Minggu, karena dulu sampai tujuh kali pertunjukan. Kalau sekarang hanya 1.300," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Megapolitan
Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Megapolitan
Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Megapolitan
Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Megapolitan
98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

Megapolitan
Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Megapolitan
Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Perempuan di Jaksel Bunuh Diri Sambil 'Live' Instagram

Perempuan di Jaksel Bunuh Diri Sambil "Live" Instagram

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com