DEPOK, KOMPAS.com - Kemacetan di Depok sudah meradang dari dulu. Hal ini yang sering dikeluhkan warga, terlebih pada pagi dan sore hari saat jam pulang kerja. Bahkan saat akhir pekan atau libur pun, Kota Depok juga menjadi pusat kemacetan.
Macet seolah makanan sehari-hari bagi warga Depok, khususnya mereka yang melintas di kawasan Margonda dan Jalan Dewi Sartika.
Sepanjang Jalan Margonda Raya hingga Dewi Sartika terdapat sejumlah pusat perbelanjaan, rumah makan, apartemen, perumahan, dan stasiun yang menyumbang keramaian dan kemacetan di Depok.
Berbagai cara telah diusulkan pemerintah Kota Depok untuk mengatasi masalah kemacetan di Depok.
Berikut kebijakan yang pernah diusulkan pemerintah kota Depok untuk mengatasi kemacetan, yakni
1. Sistem satu arah
Pemerintah Kota Depok menerapkan sistem satu arah (SSA) di Depok pada akhir Juli 2017.
Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan, SSA berawal di dua ruas jalan di Depok, yakni Jalan Dewi Sartika dan Jalan Nusantara.
Idris mengklaim saat itu SSA dapat mengurangi kemacetan di Depok.
Baca juga: 3 Jam Menanti Anggota DPRD Depok, Warga Penentang SSA Akhirnya Pulang
Penerapan SSA di kedua jalan ini kemudian dilanjutkan dengan penerapan sistem yang sama di Jalan Arif Rahman Hakim pada pertengahan Agustus 2017 lalu hingga kini.
Namun, meski sudah diterapkan SSA di wilayah tersebut, hingga kini tidak mengurangi permasalahan kemacetan di Depok hingga kini.
2. Ganjil genap saat akhir pekan
Pemerintah Kota Depok berencana menerapkan pembatasan ganjil genap pelat nomor kendaraan seperti DKI Jakarta pada tahun 2018 lalu.
Beberapa ruas jalan di Kota Depok memang yang selalu mengalami kemacetan saat jam sibuk, bahkan pada akhir pekan, terutama akses utama, Jalan Margonda Raya.
Baca juga: Wali Kota Depok: Rencana Ganjil Genap Saat Hari Libur Dibatalkan
Idris mengatakan penerapan aturan ganjil genap di titik-titik kemacetan, seperti Jalan Margonda Raya, sedang dikaji.