Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berburu "Harta" di Dalam Lumpur Kanal Banjir Timur

Kompas.com - 19/07/2019, 15:47 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

Kanal seluas 207 kilometer itu menampung air dari berbagai sungai di Jakarta seperti Kali Ciliwung, Kali Cipinang, Kali Sunter, Kali Buaran, Kali Jati Kramat, dan Kali Cakung.

Baca juga: Kisah Fikri Pribadi, Pengamen yang Tuntut Polisi dan Jaksa demi Keadilan

Semenjak dibangun, daerah itu sudah menjadi tempat favorit warga untuk berbagai kegiatan, mulai dari berolahraga dan bercengkrama di sepanjang pinggirnya, hingga mencari nafkah sebagaimana para pencari cacing.

Berbagai halangan dan rintangan sering ditemui pencari cacing yang bekerja di sana, termasuk ketika musim hujan yang membuat ketinggian air meningkat.

“Kemarin-kemarin sampai sedada airnya, biasanya cuman selutut. Itu kami sampai harus masukin kepala ke air buat nyerok. Sampai sekepala bau semua,” ujar Manin. 

Pakan hewan

Sama seperti pekerjaan lain, para pencari cacing bekerja untuk keuntungan. Cacing yang mereka cari dari pagi hingga siang itu akan dijual untuk makanan ikan hias dan peternak ikan yang akan dikonsumsi.

Dalam satu hari, mereka bisa mengumpulkan dua kantong lumpur berisi cacing, dengan di dalamnya terdapat berisi dua jenis cacing yang bisa diperjualbelikan, yaitu cacing sutra dan cacing super.

Pencari cacing kemudian akan mengeringkan lumpur penuh cacing tersebut di bak yang ditutup plastik hitam.

Cacing-cacing itu kemudian akan dimasukkan ke dalam satu wadah susu kaleng dan dalam sehari 15 wadah bisa dihasilkan pencari cacing.

Cacing sutra dan super memiliki harga yang berbeda. Cacing sutra dijual Rp 10.000-Rp 15.000 per takaran.

Sementara cacing super bisa didapatkan dengan harga Rp 20.000-Rp 25.000 per takaran.

Takaran yang dimaksud adalah wadah susu kaleng kental manis ukuran kecil yang digunakan untuk menempatkan cacing-cacing tersebut.

Kebanyakan cacing yang mereka dapat dijual ke penadah, tapi ada juga yang membuka toko sendiri untuk menjajakan hasil tangkapannya.

Amanan adalah salah satu yang menjual cacing-cacing tersebut di rumahnya. .

“Peternak atau tukang ikan hias yang datang ke tempat saya. Lumayan keuntungannya. Minimal bisa buat makan dan sekolah anak,” kata dia,

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com