Berjualan di daring juga sudah dilakukan oleh beberapa dari mereka, dengan menjualnya di lapak-lapak daring yang menjamur saat ini.
Namun, menurut Amanan, itu dilakukan oleh yang paham teknologi dan usianya masih tergolong muda.
“Kalau di antara kami yang di sini belum ada, tapi ada temen saya yang jual di online. Pakai hape tinggal di foto terus dijual. Saya juga pengin coba, tapi nanti deh,” ujar Amanan.
Pekerjaan halal
Pencari cacing mungkin bukanlah pekerjaan yang akan dilakukan semua orang. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang tidak bisa mengenyam pendidikan tinggi dan tidak memiliki kemampuan lain.
Seperti yang dikisahkan oleh Manin, dia sudah menjadi pencari cacing selama 15 tahun dan sudah bertualang mencari cacing di berbagai bagian Ibu Kota.
Meski mungkin bukan pekerjaan impian untuk banyak orang, dia tetap melakukan itu demi melanjutkan hidup.
“Alasannya karena pendidikan. Kemampuan juga hanya itu saja. Tapi ini hasilnya lumayan dan bisa bantu untuk sekolahin anak, jadi saya lanjut mengerjakan ini,” kata dia.
Hal serupa dituturkan oleh Amanan. Menurut dia, tidak semua pekerjaan kotor itu berarti tidak pantas dan layak untuk dilakukan, apalagi jika mereka mendapatkan uang secara halal.
“Selama tidak mengganggu orang, tidak mencuri, tidak melanggar hukum sampai ditahan polisi, selama halal, pencari cacing itu masih bisa dikerjakan,” tegasnya sebelum melaju dengan motor, membawa dua kantong berisi lumpur dan cacing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.