Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakut Tak Diguyur Hujan Dua Bulan, Pasokan Air Bersih Masih Aman

Kompas.com - 19/07/2019, 21:16 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski berada dalam musim kemarau dan lama tak diguyur hujan, Pemerintah Kota Jakarta Utara belum menerima laporan kesulitan air bersih dari masyarakat.

Wakil Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim mengatakan kedua pemasok air bersih di Jakarta Utara yakni Palyja dan Aetra masih bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Mereka (Aetra dan Palyja) sejauh ini oke. Tidak ada kendala untuk pasokan air bersih dan sampai saat ini belum ada laporan resmi dari RT/RW yang tidak ada air bersih," kata Ali saat ditemui di kantornya, Jumat (19/7/2019).

Ia memaparkan memang ada beberapa wilayah di Jakarta Utara yang tak dialiri air bersih dari kedua perusahaan tersebut. Musim kemarau pun mengakibatkan sumur-sumur di daerah tersebut mengering.

Namun, biasanya warga juga tidak menggunakan air dari sumur itu untuk kehidupan sehari-hari. Mereka sudah terbiasa membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhan.

"Jadi itu bukan karena kemarau juga, mereka memang selama ini beli air dari gerobak keliling. Jadi mau musim kemarau atau enggak, mereka beli air karena air tanahnya enggak layak,” katanya.

Baca juga: Kekeringan, Warga Rela Berjalan Bolak balik Menyedot Air dengan Mulut

Ia tak memungkiri bahwa pengeluaran warga yang memiliki sumur meningkat akibat kemarau ini. Namun belum sampai pada titik warga tidak mampu memenuhi kebutuhan air bersih mereka.

Ali juga sempat menyinggung permasalahan air yang menimpa persawahan di Rorotan, Cilincing. Menurutnya, sawah-sawah yang ada di sana sebagian besar merupakan sawah tadah hujan. Para petani sudah biasa menghadapi hal tersebut setiap tahunnya.

"Karena kurang hujan terus ada juga penundaan, ditunda penanamannya sampai normal lagi,” ucapnya.

Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan sebagian wilayah di Jakarta Utara sudah 60 hari tidak diguyur hujan.

Sementara sebagian wilayah Jakarta yang lain tidak hujan antara 31-60 hari.

"Di Jakarta mungkin nanti berdampak ke kebutuhan air masyarakat, terutama masyarakat yang menggunakan sumur-sumur karena bisa jadi sumber air bersih sudah mulai berkurang. Tapi bagi yang menggunakan dari PDAM, mungkin masih tidak terdampak," ucap Kepala Sub Bidang Analisis dan Informasi Iklim BMKG Adi Ripaldi saat dihubungi, Rabu (17/7/2019).

Ia memprediksi, musim kemarau di Jakarta akan berlangsung hingga Oktober 2019, sebab, awal musim kemarau tahun ini baru dimulai akhir Mei dan Juni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com