Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Feeder Transjakarta Terbakar di Jatinegara

Kompas.com - 21/07/2019, 18:43 WIB
Cynthia Lova,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Plt Direktur Teknik PT Transjakarta, Welfizon Yuza mengungkapkan, penyebab terbakarnya feeder Transjakarta di depan pom bensin di Jalan Basuki Rahmat, Jatinegara, Jakarta Timur, pada Sabtu (20/7/2019), karena adanya human error.

Hal tersebut diungkapkan setelah pihaknya bersama dengan operator Kopaja melakukan investigasi.

Welfizon mengatakan, hasil pemeriksaan yang didapat penyebab terbakarnya mini bus itu bukan karena kerusakan mesin.

Titik api muncul berawal dari rangkaian AC atau pendingin. Hal tersebut terjadi lantaran mekanik Kopaja memasang rangkaian AC atau pendingin pada malam hari.

“Jadi pada tanggal 19 Juli 2019 lau ada pergantian spare part yang harusnya pergantian tidak boleh dilakukan di malam hari harusnya di siang hari,” kata Welfizon, Minggu (21/7/2019).

Baca juga: 59 Feeder Transjakarta Dikandangkan Pasca-kebakaran Satu Unit di Jaktim

Legal Kopaja, Martin, meminta maaf lantaran adanya kelalaian yang dilakukan pihaknya.

Martin menjelaskan, pergantian AC atau pendingin oleh mekanik Kopaja tersebut tanpa persetujuan pihak gudang.

“Karena standar pemegang merk (SPM) kami yang kami supervisi itu penggantian pada siang hari, karena tidak ada penggantian orang di malam hari. Mekanik hanya menjaga SGO (siap guna operasi) dan terjadi hal hal seperti ini,” kata Martin.

Baca juga: Mini Bus Transjakarta Terbakar di Depan Pom Bensin Basuki Rahmat

Martin berjanji akan memperbaiki dan mengubah peraturan yang ada diinternalnya terkait Kopaja yang nantinya diintegrasikan ke Transjakarta.

“Kami akan memperbaiki dan mengubah aturan internal kami dan kami akan kunci gudang kami dimana mekanik kami tidak bisa ambil spare part, hanya bisa ambil oli dan air. Mudah mudahan ini langkah baik untuk kami, ini musibah bagi kita dan segera akan kami perbaiki,” tutur Martin.

PT Transjakarta memutuskan 59 minibus milik Kopaja yang sama dengan tipe bus yang terbakar tidak dioperasikan sementara. 59 mini bus itu tengah dalam pemeriksaan dan uji kelayakan operasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com