Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Fakta Lidah Mertua yang Jadi Proyek Pemprov DKI Atasi Polusi Udara

Kompas.com - 23/07/2019, 13:00 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Benarkah tanaman lidah mertua atau sansevieria trifasciata bisa menekan polusi udara?

Tanaman ini jadi perhatian setelah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membagikan lidah mertua untuk mengatasi polusi udara di Ibu Kota.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, upaya yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta tidak hanya dengan membagikan tanaman lidah mertua secara gratis.

Ada cara lain yang juga akan dilakukan.

Sejumlah fakta terungkap mengenai lidah mertua, di antaranya kajian sejumlah ilmuwan dari Universitas Sydney dan Badan Antariksa Amerka Serikat (NASA) yang menyebutkan bahwa  lidah mertua diyakini mampu menjadi anti-polutan di dalam ruangan.

Baca juga: Selain Lidah Mertua, Pemprov DKI Sebut Pucuk Merah Juga Efektif Serap Polutan

Meski bermanfaat untuk menyerap polusi, penggunaan lidah mertua untuk mengurangi polusi di Jakarta dinilai kurang efektif.

Berikut 3 fakta lidah mertua, seperti dirangkum dari sejumlah pemberitaan Kompas.com:

1. Kurang efektif atasi polusi Jakarta

Pada 1989, NASA merilis artikel yang mengungkap bahwa lidah mertua mampu menyerap lebih dari 107 unsur polutan berbahaya.

Bahkan, pihak NASA juga merekomendasikan lidah mertua sebagai obyek penelitian untuk menyaring dan membersihkan udara di stasiun angkasa luar.

Namun, dari segi manfaat, ternyata lidah mertua bukan sebagai solusi dan dianggap kurang optimal untuk mengatasi polusi udara di Jakarta.

Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Bondan Ariyanu menilai, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta seharusnya mengendalikan langsung sumber pencemarannya.

Baca juga: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Jadi Salah Satu Rujukan Pemprov DKI Pakai Lidah Mertua

Sumber pencemaran itu seperti cerobong-cerobong yang mengeluarkan asap, knalpot kendaraan yang hitam, dan pengurangan sampah dengan cara dibakar.

Bondan mengusulkan agar Pemerintah DKI Jakarta turun langsung ke lapangan dan memaparkan sosialisasi kepada warga Jakarta mengenai bahaya membakar sampah.

Selain itu, pemerintah juga sebaiknya mengecek emisi apakah melebihi batas baku mutu kawasan industri atau tidak.

Menurut Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, sumber pencemaran udara yang paling banyak menyumbang polusi adalah transportasi darat.

Baca juga: Proyek Lidah Mertua Pemprov DKI Demi Atasi Polusi Udara Panen Kritik

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Megapolitan
Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Megapolitan
Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Megapolitan
Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Megapolitan
Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com