JAKARTA, KOMPAS.com - Nama panggilannya “Kopral”. Pria asal Indramayu, Jawa Barat ini mengaku sudah 20 tahun menjaga perlintasan sebidang rel kereta api Proyek, Bekasi Timur.
Ia dikenal luas oleh warga Bekasi sebagai penjaga perlintasan kereta api yang kocak lantaran kerap memamerkan aksi silat di tengah semrawutnya lalu lintas.
Warga Bekasi yang biasa melintasi perlintasan sebidang rel kereta api Proyek pasti tak asing dengan dirinya.
Berikut Kompas.com merangkum lima fakta unik tentang Kopral:
Nama Kopral sesungguhnya hanya julukuan. Nama asli pria Indramayu ini adalah Diryan. Namun, nama Kopral disematkan padanya lantaran gaya cukurannya yang menyerupai tentara.
“Dulunya potongannya saya cepak terus. Jadi seterek (gagah)," kata Kopral saat ditemui Kompas.com di tempatnya bertugas saban hari, Selasa (23/7/2019).
Kini, cukuran cepak Kopral tertutupi oleh topi koboi hitam yang setia bercokol di kepalanya. Topi tersebut jadi saksi bisu Kopral mengabdi menjaga perlintasan sebidang tersebut.
Kopral mengaku tak ingat pasti berapa usianya saat ini. Namun, ia mengira-ngira usianya sekitar 55 tahun dan telah melakoni pekerjaan sehari-harinya itu sejak 20 tahun lalu.
Tepatnya setelah merantau dari Indramayu dan sempat bekerja sebagai pengayuh becak di Bekasi. Sejak itu pula, aneka jurus silat tanpa nama selalu ia peragakan.
“Sudah 20 tahun, itu tahun berapa? Palang masih begini," ujar Kopral mengangkat satu tangannya ke udara seolah sambil memegang tongkat semboyan.
"Belum ada portal. Masih tanah, belum aspal. Sudah lama banget,” kata dia.
Baca juga: Kopral, Penjaga Perlintasan Rel Proyek Bekasi yang Jago Silat
Lama pengabdian Kopral di perlintasan sebidang Proyek membuatnya jadi yang paling kawakan di antara 7 “koleganya” di sini.
"Paling lama saya. Absen saya dua kali. Jam 04.00 turun, jam 08.00 pulang. Wara-wiri saja, rumah kan deket sini. Siang ke sini lagi jam 13.00 sampai (waktu) asar, sebentar lagi," kata Kopral jelang azan asar berkumandang, Selasa.
Sosoknya yang senior dan merebut perhatian banyak orang membuatnya dikenal luas, mulai dari sopir angkot hingga polisi. Bahkan dia yakin, meskipun motor bututnya tak memiliki surat kelengkapan, ia tak bakal ditangkap polisi.
"Motor enggak ada suratnya. Polisi enggak berani sama saya, dia sudah tahu sama saya, kalau di daerah Bekasi. Percuma (polisi) bawa (motor) ke polres juga, paling (polisi) ketawa doang," kata Kopral.
Kopral mengaku tak pernah belajar silat. Adegan-adegan silat yang ia tampilkan semata untuk menghibur banyak orang yang ia harap berujung pada meningkatnya pendapatan sehari-hari.
"Mana belajar silat, orang enggak silat enggak apa, silat sendiri-sendiri saja," kata Kopral sambil mengisap rokok filternya di sebuah warung.
Lantas apa tujuannya?
"Ya biar yang ngasih banyak!" kata Kopral setengah tertawa.
Kopral punya kiat lain untuk menambah isi kantongnya dari pengendara yang melintas. Selain gaya silatnya yang jenaka, Kopral mengaku selalu bersabar di tengah kesemrawutan lalu lintas di tengah rel kereta.
Cara ini menjadi kunci baginya menargetkan pemberian dari pengendara mobil pribadi.
"Kalau mobil pribadi, yang penting dia dihalusin, jangan sampai disongongin. Mobil angkot atau mobil boks sana kalau mau marah-marah. Kalau dia enggak ngasih, kan dia jadi segan," ujar Kopral.
Kopral berkisah, pernah suatu waktu ia menegur anak muda yang juga menjaga perlintasan sebidang rel kereta api Proyek karena memaki pengendara slebor.
"Bocah gua omelin, (pengendara) digoblok-goblokin ya marah. Wajar umpamanya bapak kandung yang ngomong goblok. Coba, kalau saya goblok-goblokin, Aa mau ngasih duit enggak? Kan enggak bakalan ngasih," ujar Kopral.
"Saya selama 20 tahun di sini belum pernah goblok-goblokin pengendara. Antepin (diamkan) saja. Parkirin-parkirin saja, silat ya silat saja,” tambah dia.
Baca juga: Mengapa Kopral Jaga Pelintasan Kereta Sambil Bergaya Silat?
Di balik kesehariannya yang jenaka, ternyata Kopral memiliki masa lalu yang pilu. Kopral kini tinggal seorang diri.
Ia mengaku diceraikan istrinya sekitar satu dekade lalu karena jarang pulang.
Kopral akhirnya tinggal di rumah semipermanen di bantaran rel. Tiga putranya yang sudah dewasa kadang-kadang menyambanginya.
"Rumah saya sudah saya jual. Kalo di sini mah bikin, tanah mah tanah milik kereta api (PT KAI), kan saya banyak kenal sama orang dalam. Pagarnya pakai triplek, rumah gonyok-gonyok lah," ujar Kopral.
Berkat kiat dan aksi teatrikal silat yang rutin ia peragakan tiap hari, Kopral mengaku dapat meraup Rp 150.000 dalam sehari.
Baca juga: Ini Kiat Kopral Jaga Perlintasan Kereta di Bekasi Selain Pakai Jurus Silat
Rinciannya, Rp 100.000 saat bekerja siang jari, dan Rp 50.000 pada pagi hari. Setiap hari, Kopral bekerja selama enam-tujuh jam, yakni pukul 04.00-08.00 dan 13.00-16.00.
"Enam jam ini dapat segitu. Ada yang sekali ngasih Rp 20.000, yang ngasih Rp 50.000 juga ada waktu Lebaran. Motor juga banyak yang ngasih," kata Kopral.
Namun jangan anggap remeh penghasilan Kopral.
Dari hasil menambang rupiah berbekal gaya silatnya, Kopral berhasil menyekolahkan tiga orang putranya hingga tamat STM (sekolah teknik menengah).
“Alhamdulillah sekolahin anak tiga. Lulus semua STM di Bantargebang," kata Kopral. "Pada kerja semua tiga orang di perusahaan. Ada yang gajinya sampai Rp 3 juta. Yang paling tua sudah 30, nomor dua 25 tapi belum punya bini semua," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.