JAKARTA, KOMPAS.com- Belakangan ini pekerjaan revitalisasi trotoar Cikini, Jakarta Pusat dikeluhkan warga lantaran menyebabkan kemacetan.
Salah satunya yang mengeluhkan hal itu, yakni Kadiv Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean.
Keluhan itu mula-mula disampaikan Ferdinand lewat akun Twitter @FerdinandHaean2. Dia menyertakan foto kemacetan di Cikini.
"Jakarta itu jalanannya macet, ruas jalan tak lg ideal dgn jumlah kendaraan. Tp koq bs Pemda DKI merampas badan jalan untuk meperlebar trotoar hingga 3 mtr lebih. Cikini yg slm ini padat, makin padat. Trotoar itu cukup 1,5 mtr utk pejakan kaki. @DKIJakarta," tulis Ferdinand pada Jumat (19/7/2019).
Menanggapi hal itu, Kepala Seksi Perencanaan Prasarana Jalan dan Utilitas Dinas Bina Marga DKI Jakarta Riri Asnita mengatakan, setiap proyek pelebaran pasti menyebabkan macet.
"Solusinya, apabila tidak mau macet ya jangan gunakan angkutan pribadi . Fasilitasnya kan kita benahi supaya pejalan kaki nyaman," kata Riri di kantornya, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (24/7/2019).
Baca juga: Melihat Proses Revitalisasi Trotoar Cikini-Kramat yang Dianggarkan Rp 75 M
Riri mengataman, revitalisasi trotoar itu dilakukannya dengan konsep complete street.
Sehingga, pembagian ruang jalan sudah sesuai dengan fungsinya masing-masing.
"Dalam artian dua lajur di sana (kawasan Cikini) memiliki ruang sisa bisa kita manfaatkan lebih baik lagi dengan melakukan pelebaran trotoar," kata Riri.
Ia mengatakan, pihaknya membangun trotoar sudah sesuai dengan ideal lebar trotoar, yakni mencapai 4 meter ke kiri dan kanan sesuai dengan lebar jalan keseluruhannya.
"Nah sisanya jadi 1,5 meter untuk pejalan kaki, 1,5 meter untuk disabilitas, 1,5 meter untuk street furniture , 0,5 sampai dengan 1 meter untuk buffer atau amenities. Sehingga pejalan kaki benar-benar nyaman," ucap Riri
Riri mengakui, kawasan Cikini merupakan destinasi wisata, budaya, dan sejarah masyarakat.
Baca juga: Revitalisasi Trotoar Cikini-Kramat Ditargetkan Rampung Desember 2019
Oleh karena itu, ia pun meningkatkan infrastruktur di kawasan tersebut untuk mempermudah masyarakat yang berjalan kaki.
Sebab menurutnya, saat ini memang pola pergerakan masyarakat lambat laun akan beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik.
"Ditambah transportasi publik sudah oke dipenuhi, feedernya banyak, minibus, transjakarta. Mau tidak mau kita tingkatin infrastruktur yang mendukung transportasi publik ini," kata Riri.
Ia mengatakan, revitalisasi yang ditargetkan Desember 2019 mendatang ini pun nantinya berorientasi aksesibilitas bagi disabilitas.
"Jadi trotoar ini ramah digunakan bagi anak kecil, orang berkebutuhan khusus, hingga lansia," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.