Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suara Warga Jakarta yang Inginkan Wagub Baru Secepatnya

Kompas.com - 25/07/2019, 21:14 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah hampir satu tahun ini bekerja tanpa wakilnya. Sandiaga Uno yang sebelumnya menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta mengundurkan diri sejak 10 Agustus 2018.

Semenjak itu, tak ada wakil yang mendampingi Anies. Proses pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta kini mentok di DPRD DKI Jakarta. Apa kata warga Jakarta yang tak memiliki Wagub 11 bulan lebih ini?

Jeri (24), misalnya. Ia mengatakan sosok wakil gubernur untuk mendampingi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan begitu dibutuhkan.

"Penting sih karena sekarang gua ngeliatnya apa-apa Anies, gua melihat Anies kayak kerja sendirian begitu, sementara yang saya lihat pekerjaan gubernur itu kan, berat dan banyak banget," kata Jeri saat ditemui Kompas.com Kamis (25/7/2019).

Baca juga: Pemilihan Wagub DKI Molor Terus, Berapa Biaya yang Sudah Dihabiskan Pansus?

Pria yang tinggal di Rototan, Cilincing, Jakarta Utara ini mengatakan, meski terlihat tak ada masalah, Anies pasti merasa kewalahan menghadapi jutaan warga ibukota dan berbagai macam permasalahannya.

Selain itu, kata dia, tindakakan DPRD DKI mengundur jadwal pemilihan Wagub disebutnya sebagai intrik politik.

"Itu menurut saya politik aja ya, banyak intrik-intriknya, tapi apa tujuannya ya mereka saja yang tahu, kita warga awam mah cuma bisa nontonin," ucapnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Hendra (35) warga Koja, Jakarta Utara. Sosok wakil gubernur disebutnya memiliki peran penting dalam pemerintahan.

Baca juga: 1001 Alasan DPRD DKI yang Bikin Pemilihan Wagub Diundur...

"Enggak bisa dong harus ada wagub, ya seperti instansi-instansi lain, yang memerhatikan urusan internal kan biasanya wakil, kalau kayak begini ya mungkin ada yang merhatiin tapi enggak full kayak ada wakil," ujar Hendra.

Meski menilai kinerja Anies sudah cukup baik, tentu akan lebih maksimal dengan pendampingan dari sosok wakil untuk berbagi tugas.

Terkait dana besar yang sudah dikeluarkan Pansus Tatib pemilihan wagub DKI, ia tak mau berkata banyak.

"Soal dana saya enggak tahu kebutuhan apa yang dibutuhkan sampai segitu banyak, tapi ya semoga ada hasilnya," ujarnya.

Baca juga: Seminggu Berlalu, Jadwal Rapimgab Tatib Wagub DKI Belum Jelas

Rahmad (27), yang juga tinggal di daerah Koja, Jakarta Utara menyampaikan tanpa adanya wagub, Pemerintah Provinsi DKI terasa pincang.

"Ya bayangin saja ibukota negara, permasalahannya sebanyak apa, cuma di tangan satu orang, apa jadinya?" tutur dia.

Ia berharap permasalahan wagub ini bisa segera diselesaikan DPRD sehingga tak terkesan ada kepentingan lain yang dikejar para wakil rakyat tersebut.

Diketahui, pemilihan wagub DKI Jakarta berjalan alot di tangan DPRD DKI Jakarta.

Hingga saat ini, tercatat sudah tiga kali rapat pembahasan draf tata tertib (tatib) pemilihan Wagub DKI Jakarta tertunda.

Draf tatib sendiri sudah selesai disusun pada Selasa (9/7/2019). Alhasil, rapat paripurna pengesahan tatib pemilihan wagub DKI Jakarta yang direncanakan berlangsung pada Senin (22/7/2019) pun juga tertunda.

Padahal posisi orang nomor 2 di Jakarta itu sudah kosong sejak 10 Agustus 2018 setelah ditinggalkan Sandiaga Uno yang maju sebagai cawapres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Tangerang 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Tangerang 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Wilayah Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Wilayah Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsakiyah di Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsakiyah di Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Megapolitan
Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com